WONOSOBO (SUARABARU.ID)-Berangkat dari ketidakpuasan atas koordinasi yang kurang baik antara Pemkab Wonosobo dan Pemerintah Desa dalam penanganan Covid-19, Pengurus Paguyuban Kepala Desa dan Kelurahan se Wonosobo (PKKW) dan beberapa anggotanya mendatangi Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo.
Kedatangan PKKW untuk melakukan audiensi ke pihak Pemkab Wonosobo. Mereka meminta kejelasan kerja Satuan Tugas dalam mengatasi pandemi korona hingga ketingkat desa.
Pengurus PKKW dan beberapa anggotanya yang berjumlah sekitar 20 orang ditemui oleh Sekretaris Daerah Wonosono, One Andang Wardoyo di Ruang Rapat Kertonegoro Setda, setempat.
“Niat sowan PKKW, intinya kepingin bersinergi antara Pemkab dan Pemdes dalam menghadapi pandemi ini,” terang Ketua PKKW, Bambang Purwoko saat ditemui di gedung Setda.
Kedatangan mereka lantaran bingung dengan sikap Pemkab yang dianggapnya tidak jelas dalam mengahadapi pandemi ini. Utamanya berkaitan dengan wilayah koordinasi antara Pemkab dengan Pemdes setempat.
Kebingunan itu lantaran tidak adanya aturan baku berkaitan dengan penanagan dan pencegahan yang harus dilakukan pihak desa. Menurutnya selama ini mereka masih berjalan sendiri untuk melakukan pencegahan virus Corona yang terus menyebar hingga ke pelosok desa.
“Ini yang membuat khawatir kita. Selama ini tidak ada protokol maupun instruksi dari Satgas. Sehingga disetiap desa berbeda beda cara penanganannya. Terus terang kita bingung sekarang,” katanya, Jumat,
(24/4).
Apalagi dalam beberapa hari terakhir, menjelang ramadan justru pusat kota menjadi sangat ramai oleh pengunjung yang hendak berbelanja. Itu terjadi disaat pemerintah desa tengah gencar gencarnya menerapkan pembatasan sosial. Dengan melakukan pendataan bagi setiap warga yang pulang ke desanya.
“Desa disuruh untuk mendata. Melakukan pengetatan wilayah, tapi dikota malah terkadi penumpukan pengunjung yang pergi belanja. Kan akhirnya tugas di desa seperti sia sia. Di desa sudan mencegah, dikota malah begitu,” keluhnya.
Tak hanya itu, keluhan yang disampaikan juga berkaitan masalah dana yang harus dikeluarkan untuk Jaring Pengaman Sosial (JPS). Hingga saat ini belum ada keputusan resmi dari pemerintah untuk mengeluarkan data dan besaran anggaran yang akan dibagikan.
“Kalau ini tidak segera ditangani, kita khawatir tidak bisa mencegah konflik yang terjadi di desa,” terangnya.
Harus Kerjasama
Sementara itu Sekda Wonosobo, One Andang Wardoyo meminta untuk lebih bersabar dan bersama sama membantu Pemkab. Sebab Pemkab tidak bisa bekerja sendiri dalam menghadapi pandemi ini, butuh kerjasama semua pihak agar semua berjalan dengan lancar.
“Tugas temen-temen sekarang, jangan menutup posko, lanjutkan tugas tugas posko di desa desa agar aktivitas warga bisa di data untuk memutus penyebaran Covid 19, pemkab akan terus berusaha dan bekerja, dengan regulasi yang sudah ada ataupun menambah regulasi agar semua bisa sejalan dalam penanganan Covid-19 ini, baik dari tingkat Kabupaten sampai ke Desa ” katanya.
Terkait ramainya pengunjung Pasar maupun pusat perbelanjaan dalam 2 hari ini menjelang ramadan, dirinya mengakui kecolongan, bahwa pembatasan sosial di sejumlah pasar dan swalayan memang baru dilakukan dua hari yang lalu. Sehingga dimungkinkan informasi tersebut belum diketahui banyak warga.
“Mulai kemarin masuk swalayan itu sudah kita batasi jumlah pengunjungnya. Termasuk di pasar tradisional. Karena dengan hanya melakukan pembatasan jam justru tidak efektif. Banyak terjadi penumpukan di jam jam tertentu,” terangnya.
Demikian dengan masalah anggaran hingga saat ini Pemkab Wonosobo masih menunggu hasil dari provinsi. Sebab mereka tidak berani melangkah terlebih dahulu sebelum ada perintah dari pihak bersangkutan.
Dikhawatirkan akan banyak terjadi kesalahan saat melakukan pembagian bagi warga yang paling terdampak.
“Karena bantuannya kan dari banyak pihak. Dari pusat hingga ke desa. Ini perlu kehati hatian. Sampai sekarang kita masih terus melakukan koordinasi soal itu hingga sekarang, baik dari tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Pusat,” ucapnya.
Selain itu, menjelang bulan ramadan, Andang mengaku akan mulai mengedarkan surat himbauan kepada masjid masjid di seluruh wilayah untuk tidak melaksanakan Sholat Jumat dan tarawih terlebih dahulu. Sebab sampai saat ini di Wonosobo masih tinggi yang positif terpapar virus korona.
“Selain dengan surat edaran, pihaknya akan melakukan pendekatan pendekatan kepada para takmir masjid dan para kyai,” pungkas One Andang.
Muharno Zarka-Wahyu