blank
Foto ini adalah foto iluastrasi

JEPARA(SUARABARU.ID) – Panggilan jiwa  sebagai seorang ibu mungkin tepat untuk menggambarkan apa yang dialami  oleh   R (30).

Ia  seorang ibu rumah tangga yang tingal di Desa Blimbingrejo, Nalumsari, Jepara bersama suaminya yang menikahinya 5 tahun lalu.

Sang ibu itu berasal dari  Desa Kranggan Rembang dan kini tinggal bersama suaminya di desa tersebut. Sebab suaminya menjadi tukang ukir.

Saat menunggu kelahiran anak keduanya, R  justru harus terpapar virus corona dari orang yang pernah ditemuinya saat pulang ke Rembang.

Dia bertemu dengan seseorang  warga Pati yang memiliki riwayat perjalanan ke Jakarta hingga virus itu sekarang menjangkiti tubuhnya.

Sang ibu muda itu sama sekali  tidak menyangka, ketika pulang ke Blimbingrejo pada tanggal  21 Maret 2020, virus yang mampu menyebar cepat itu telah mulai merasuki tubuhnya.

Padahal  menurut perhitunganya  dia akan melahirkan anak keduanya pada tanggal 23 April 2020 dengan operasi cecar.

Hal itu karena disamping dia memiliki riwayat anemia atau kekurangan darah, jarak kehamilan dengan anak yang pertama kurang dari 2 tahun.

Tidak lama kemudian, karena kontraksinya semakin kuat, dia dibawa ke rumah sakit swasta di Kudus. Namun karena ada keluhan batuk dan sesak nafas ia dirujuk ke rumah sekit milik Pemkab Kudus.

Karena ia memiliki gejala awal seperti covid -19, maka ia menyandang status Pasien Dalam Pengawasan dan dirawat di ruang isolasi rumah sakit tersebut menjelang usia kelahiran anaknya. Ia tinggal di ruang ruang isolasi yang sepi, sementara hatinya terus didera perasaan cemas dan takut.

Untuk mendapatkan pemeriksaan lebih jauh, maka R dirujuk ke RS Kariadi Semarang.  Karena banyaknya pasien yang harus ditangani oleh rumah sakit rujukan utama covid-19 di Jawa Tengah itu, dia bahkan sempat menungu di mobil sementara  ruang isolasi disiapkan.

Karena kontraksinya semakin kuat, tidak lama ia berada di ruang isolasi. Da harus segera dilarikan ke ruang operasi khusus.

Selanjutnya dia menjalani operasi cecar selama 2 jam lebih mulai pukul 21.00. Selepas operasi, ia kembali masuk ruang isolasi. Sedangkan bayinya ditempatkan di ruang khusus.

Setelah operasi, pada tanggal 2 April 2020, dia kemudian diambil spesimen tenggorokan, mulut dan hidung untuk dilakukan pemeriksaan swab dengan metode PCR. Setelah itu dia diizinkan pulang pada tanggal 4 April 2020 untuk menjalani karantina mandiri.

Cemas

Tentu hari-harinya dilalui dengan perasaan cemas atas hasil swab. Sebab ada anak yang harus dirawat dan dijaganya. Namun itu tidak mungkin dilakukan, sebab isolasi mandiri memisahkan dia dengan buah hatinya. Ia hanya bisa pasrah dan berserah kepada kuasa Allah.

Vonis itu kini telah jatuh. Dalam swab pertama ia dinyatakan positif. Hasilnya sudah diterima tanggal 13 April 2020. Kini ia bersama bayinya tengah menjalani pemeriksaan swab di RSUD RA Kartini.

Di sisi lain, orang-orang yang bersentuhan dengan dia akan dilakukan pemeriksaan dengan rapid tes. Semoga dia dan buah hatinya yang masih bayi, dapat terbebas dari virus ini.

Hadi Priyanto  

blank

blank

blank

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini