GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Bupati Grobogan, Sri Sumarni, menetapkan status siaga darurat di wilayahnya. Pernyataan ini dikatakan dalam jumpa pers bersama tim gugus tugas percepatan penanganan covid-19, Jumat (10/4/2020).
Penetapan status tersebut dilakukan setelah mengetahui bahwa satu pasien dinyatakan positif covid-19. Pasien tersebut berasal dari wilayah Kecamatan Geyer dan kini tengah dirawat di RSUD dr R. Soedjati Purwodadi.
“Masyarakat Kabupaten Grobogan yang saya hormati, pada hari ini, Jumat, 10 April 2020, pukul 14.00 WIB. Kami laporkan kondisi terkini corona di Kabupaten Grobogan,” ujar Bupati, mengawali jumpa pers.
Dalam keterangannya, Bupati menjelaskan, total ODP sebanyak 162 orang. Jumlah ODP yang sembuh sebanyak 42 orang dan ODP yang meninggal 1 orang.
Kondisi terkini, jumlah PDP total 61 orang, PDP yang sembuh yaitu 42 orang dan yang meninggal yakni 3 orang.
“Untuk hasil swab pasien kesebelas yakni pasien berjenis kelamin perempuan, usia 47 tahun, berdomisili di Kecamatan Geyer dinyatakan positif covid-19. Saat ini yang bersangkutan dirawat di RSUD dr R. Soedjati Purwodadi,” jelas Sri Sumarni, yang didampingi Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD dr R. Soedjati, dr Titik Wahyuningsih, Kepala Dinkes Grobogan, dr Slamet Widodo dan Kepala Pelaksana Harian BPBD Grobogan, Endang Sulistyaningsih.
Sri Sumarni menambahkan, dengan adanya pasien covid-19 yang dinyatakan positif di Grobogan ini, maka Kabupaten Grobogan yang berstatus siaga darurat menjadi tanggap darurat.
“Dengan adanya kasus positif covid-19 ini, maka status Kabupaten Grobogan dari siaga darurat, kami tingkatkan menjadi status tanggap darurat,” jelas Sri Sumarni.
Untuk lebih waspada, Bupati mengimbau kepada masyarakat agar mematuhi anjuran pemerintah untuk menerapkan social distancing dan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kepada masyarakat Grobogan agar tetap mematuhi anjuran pemerintah untuk social distancing, menerapkan protokol kesehatan seperti cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir, kenakan masker saat keluar rumah untuk sesuatu yang penting,” imbau Sri Sumarni.
Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat yang berada di perantauan agar menahan diri untuk tidak mudik lebih dulu sampai situasi benar-benar aman.
“Jika ada yang berpergian keluar rumah, sesampainya di rumah harus membersihkan semua barang bawaan dengan disinfektan. Budayakan hidup bersih dan sehat. Rajin cuci tangan pakai sabun dan air mengalir. Dan jika ada baru saja pulang dari luar kota agar pihak keluarga segera melapor ke aparat atau perangkat desa setempat. Saya mengimbau kepada kepala desa agar mereka diminta untuk melakukan karantina mandiri selama 14 hari,” tutupnya.
Hana Eswe-Wahyu