SEMARANG (SUARABARU.ID)– Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah mengisyaratkan bakal memperpanjang peniadaan salat Jumat dan salat Rawatib lima waktu berjemaah di masjid dan musala, terkait darurat korona di provinsi ini. Sinyal tersebut dikemukakan Ketua Umum MUI Jawa Tengah Dr KH Ahmad Darodji MSi, kepada pers, usai rapat koordinasi antisipasi wabah korona antara MUI Pusat dengan MUI Provinsi Se-Indonesia melalui online, Senin (30/3/2020), di Kantor MUI Jateng.
Kiai Darodji didampingi Sekum Drs KH Muhyiddin MAg dan Sekretaris Dr KH Multazam Achmad MA, menjelaskan, secara resmi tausiyah MUI Jateng terkait rencana memperpanjang peniadaan salat Jumat khususnya untuk Jumat, 3 April 2020 dan salat rawatib lima waktu, akan disampaikan seusai rapat yang akan digelar Rabu (1/4/2020).
“Rapat yang insya allah akan saya pimpin, akan dihadiri Komisi Fatwa MUI Jawa Tengah, unsur Dinas Kesehatan Jawa Tengah untuk menyampaikan dari sisi kesehatan serta unsur takmir dari ketiga masjid di Kota Semarang, yakni Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Masjid Agung Semarang (MAS) dan Masjid Raya Baiturrahman,” jelasnya.
Ditanya tentang latar akan memperpanjang peniadaan salat Jumat dan salat rawatib lima waktu, Kiai Darodji menjawab, secara eskalasi penyebaran Covid 19 di Jawa Tengah tidak mereda tetapi justru semakin meluas.
Terdampak positif korona menjadi 63 orang, tujuh diantaranya meninggal dunia, 2 sembuh dan 54 masih di rawat di berbagai rumah sakit di Jawa Tengah. Ditambah jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP) 357 orang dan Orang dalam Pemantauan (ODP) membengkak menjadi 7.028 orang.
“Kita ingin Covid 19 segera terselesaikan di Jawa Tengah maka berbagai upaya harus kita lakukan termasuk pentingnya peran serta para takmir masjid untuk ikut mematikan penyebaran korona. Salah satu ikhtiarnya meniadakana salat Jumat dan salat Rawatib lima waktu di Masjid untuk sementara waktu,” tegasnya.
Kiai Darodji menambahkan, rapat Rabu (1/4/2020) juga akan memutuskan tausiyah MUI Jateng nantinya akan berlaku hingga kondisi wabah mulai membaik, sehingga tausiyah tidak disampaikan setiap seminggu sekali seperti saat ini. Namun, lanjutnya, mendekati puasa Ramadan 1441 hijriyah, MUI Jateng akan mengadakan rapat lagi untuk menyampaikan tausiyah.
“Kita belum bisa memutuskan seperti apa nantinya isi tausiyah menjelang Ramadan terutama berkaitan dengan salat Tarawih selama sebulan. Hal ini harus dibahas dulu, semoga saja wabah korona keadaannya semakin reda sehingga salat Tarawih berjemaah bisa dilaksanakan,” tegasnya.
Ditanya tentang efektivitas tausiyah MUI Jawa Tengah terkait peniadaan salat Jumat dan salat rawatib lima waktu, Sekum MUI Jawa Tengah Drs KH Muhyiddin menjelaskan, secara data presisi MUI Jateng belum memiliki. Namun, keyakinan kita, tausiyah dilaksanakan oleh mayoritas masjid di Jateng yang berjumlah sekitar 36.000.
Agus Supri/Sol