MAGELANG (SUARABARU.ID)- Tercatat sudah dua tahun Pemkot Magelang menjalin kerjasama dengan Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene – Penyehatan Lingkungan untuk Semua (IUWASH PLUS) regional Jawa Tengah, mengupayakan kemudahan akses air bersih dan sanitasi di Kota Magelang.
Salah satu kegiatan kemitraan keduanya adalah dengan membentuk Tim Monitoring dan Evaluasi Partisipatif Kota Magelang. Tim ini beranggotakan masyarakat yang sukarela melakukan kemitraan, pendataan, pemetaan dan pemicuan partisipatif bersama dengan OPD terkait, tentang permasalahan air minum, sanitasi dan perilaku higiene.
Tim ini kemudian mengevaluasi data yang telah didapat serta melakukan rembug warga dalam memecahkan permasalah tersebut untuk menciptakan kondisi lingkungan yang bersih, indah, sehat dan nyaman.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito menyatakan, Tim Monitoring dan Evaluasi Partisipasif Masyarakat ini merupakan salah satu contoh konkret keterlibatan masyarakat dalam pembangunan air minum, sanitasi dan perilaku higiene.
‘’Harapannya dalam Stakeholders Meeting ini dapat meningkatkan motivasi bagi tim untuk menjadi bagian dari solusi yang berkaitan dengan masalah akses air minum, sanitasi dan perilaku hygiene,’’ katanya melalui sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Wali Kota Magelang, Windarti Agustina, pada kegiatan Temu Warga Magelang Tindakan Sadar Bersanitasi Air Minum (Tembang Tidar) bersama Moncer Serius di Kelurahan Panjang, kemarin(11/3).
Menurutnya, pihaknya berupaya mendukung pencapaian ketersediaan akses air minum dan sanitasi yang aman, terjangkau dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini Kota Magelang masih menghadapi tantangan penyediaan air minum untuk pencapaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Tantangan yang dimaksud, lanjut Sigit, antara lain cakupan akses air minum di Kota Magelang pada tahun 2019 sebesar 94,64 persen. PDAM Kota Magelang masih memiliki angka kehilangan air lebih dari 30%, sehingga sebagian perlu dilakukan perbaikan/ penggantian jaringan perpipaan dan penambahan kapasitas produksi sistem penyediaan air minum.
Di sisi lain, Kota Magelang masih menghadapi tantangan dalam pelayanan sanitasi. Yaitu cakupan akses sanitasi di Kota Magelang pada tahun 2019 masih 97 persen. Cakupan ini pun belum dapat dipastikan berapa persen yang merupakan sanitasi layak dan aman menurut standar Sustainable Development Goals (SDGs).
‘’Kemudian, meski Kota Magelang memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), namun pengelolaannya belum optimal. Karena itu kita terus berupaya memperbaiki berbagai sarana dan prasarana utamanya untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam penyediaan air minum, sanitasi dan perbaikan perilaku hygiene,’’ tutur Sigit.
Termasuk di antaranya menggandeng kemitraan dengan berbagai pihak, yakni IUWASH PLUS, Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), dunia usaha seperti kredit sanitasi di Bank Magelang, juga kemitraan dengan berbagai organisasi masyarakat serta dengan Forum CSR (Corporate Social Responsibility).
Sementara itu, Manager IUWASH PLUS Regional Jawa Tengah, Jefri Budiman mengutarakan, pelaksanaan Tembang Tidar Bersama Moncer Serius ini merupakan wujud dari kegiatan monev partisipatif terkait kegiatan di empat kelurahan.
Yakni Kelurahan Panjang, Rejowinangun Utara, Gelangan, dan Tidar Utara.
‘’Monev kita bersifat partisipatif dengan melibatkan masyarakat. Hasilnya dipaparkan di kegiatan ini agar dapat diketahui oleh masyarakat luas,’’ terangnya.
Dia mengutarakan, masalah air minum dan sanitasi tak akan terselesaikan kalau hanya menjadi beban pemerintah semata, dalam hal ini Pemkot Magelang. Tapi, peran serta masyarakat sangat diperlukan dan penting untuk menyukseskannya.
“Program IUWASH Plus akan berakhir tahun 2021. Artinya, mulai saat ini diharapkan Pemkot Magelang bisa melakukan penyelesaian masalah air minum dan sanitasi itu dengan mandiri,” jelasnya.
Jefri menyadari pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, termasuk masalah pendanaan. Maka, ia berharap masyarakat dapat berperan aktif dalam menyelesaikan persoalan ini.
‘’Tidak mungkin dana akan ditanggung pemerintah terus, maka diharap swadaya masyarakat juga turut membantu, terutama dari mereka yang mampu. Mari kita bersama-sama mengatasi masalah sanitasi dan air minum ini,’’ harapnya. (Pro)
Editor : Doddy Ardjono