BREBES (SUARABARU.ID) – Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE MH mengaku optimis akan mampu mewujudkan Kawasan Industri Brebes (KIB) dan Kawasan Peruntukan Industri Brebes (KPIB). Apalagi, dengan tipikal masyarakat Brebes yang suka bekerja keras dan kondisi alam yang subur serta sarana dan prasarana yang akan dipenuhi pemerintah pusat mencapai Rp 13,9 triliun.
Demikian disampaikan Bupati, usai diterima Walikota Batam H Muh Rudi, saat melakukan studi tiru ke kota yang berada di Kepulauan Riau tersebut, Senin (24/2) lalu. Bupati beserta rombongan kemudian diterima Asisten 2 Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pebrialin SE MSi di ruang rapat Sekda setempat.
“Kami serombongan, berusaha bisa mendapatkan wawasan dan pengetahuan serta sharing bagaimana merealisasikan Kawasan Industri Batam, yang akan diterapkan di Brebes,” ucap Bupati saat menyampaikan maksud kunjungan ke Pemerintah Kota Batam.
Idza menjelaskan tentang kondisi geografis Brebes yang terdiri dari pantai, dataran dan pegunungan. Diceritakan pula komoditas dan pencaharian masyarakat yang masih dominan di bidang pertanian, perikanan, perdagangan, jasa dan yang terbaru di bidang industri. Tantangan dan kendala yang dihadapi Pemkot Batam untuk menumbuhkan ekonomi juga ditanyakan Bupati kepada Asisten 2 Kota Batam.
OPD lain yang mendampingi kunjungan kerja Bupati juga bertanya sesuai penanganannya. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan olahraga Tahroni misalnya, menanyakan mekanisme dan intervensi pemerintah pusat dan daerah dalam pendirian Politeknik Industri. OPD lain, juga menanyakan tentang penanganan limbah industri, pengelolaan kawasan, transportasi, orang asing, dan lain-lain. Asisten
Asisten 2 Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kota Batam Pebrialin SE MSi menjelaskan, Kota Batam merupakan kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Wilayah Kota Batam terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang dan pulau-pulau kecil lainnya di kawasan Selat Singapura dan Selat Malaka. Pulau Batam, Rempang, dan Galang terkoneksi oleh Jembatan Barelang.
Sekarang, penduduk Batam mencapai 1,5 juta jiwa dengan letak yang sangat strategis yakni berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia. Sebagai kota terencana, Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an oleh Otorita Batam, saat ini bernama Badan Pengusahaan (BP) Batam. Kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh hingga 158 kali lipat.
Pertumbuhan ekonomi Batam sempat merosot pada 2017 yang hanya mencapai 2 persen dan sekarang sudah kembali meningkat pada 2018 mencapai 5,6 persen. Pertumbuhan ekonomi Kota Batam yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional menjadikan wilayah ini andalan bagi pemacu pertumbuhan ekonomi secara nasional maupun bagi Provinsi Kepulauan Riau.
Selain mendapat penjelasan dari Asisten 2 Pemkot Batam, rombongan juga diajak ke PT Batamindo yang memiliki kawasan industri. Batamindo mengelola berbagai industri sesuai dengan masterplant yang telah ditetap. Ada 24 kawasan industri yang berdiri Pemkot Batam dan Badan Pengusahaan Batam.