KUDUS (SUARABARU.ID) – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo diprotes oleh salah satu petani di Pegunungan Patiayam Kabupaten Kudus. Bukannya marah, pria yang identik dengan rambut putihnya ini justru bangga dan senang melihat warganya ngambek.
Seperti apa ceritanya. Peristiwa itu terjadi saat Ganjar bersama Kepala BNPB, Doni Monardo melakukan tanam pohon di pegunungan Patiayam Kabupaten Kudus, Rabu (15/1/2020).
Dalam kesempatan itu sejumlah masyarakat seperti petani, pelajar, komunitas dan organisasi masyarakat dilibatkan dalam upaya pengembalian fungsi lahan hijau di pegunungan itu.
Di tengah acara penanaman, Ganjar menyempatkan diri untuk berdialog dengan petani yang menggarap kawasan pegunungan Patiayam. Diketahui, kawasan itu merupakan lahan milik Perhutani yang dikelola masyarakat.
Tiba-tiba, salah satu petani diketahui bernama Huda (65), langsung menyerobot ke tengah kerumunan. Sambil mengacungkan tangan dan berteriak, dia memanggil nama Ganjar.
“Pak saya mau protes. Tadi pagi saya melubangi 45 lubang, tapi kok cuma 25 yang diisi,” kata Huda.
Perhatian Ganjar langsung tertuju pada pria paruh baya itu. Ganjar masih belum paham, apa yang dimaksud Huda kala itu.
“Lubang opo? Kene-kene ngomong sing cetho (lubang apa, sini bilang yang jelas),” kata Ganjar.
Huda kemudian menerangkan bahwa pagi hari dirinya sudah membuat lubang untuk ditanami pohon sebanyak 45 lubang. Namun saat Ganjar datang dan melakukan penanaman bersama masyarakat, ia melihat ada beberapa lubang yang belum ditanami.
“Saya sampai hitung pak, kurang 15 lubang. Ini gimana pak, saya sudah capek nglubangi tanahnya lho,” tambah Huda.
Baca Juga :
Pesan Ganjar ke Petani Patiayam: Nugel Siji Nandur Sewu
Ganjar langsung menepuk pundak Huda sambil tertawa. Ia mengaku bangga dengan semangat Huda untuk menanam di kawasan pegunungan Patiayam yang memang sudah gundul itu.
“Sampeyan hebat, semangat menanamnya tinggi sekali. Toss dulu,” ucap Ganjar sambil menjulurkan tangan untuk toss dengan Huda.
Ganjar pun langsung meminta meminta Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kudus untuk segera mengirim bibit pohon ke ladang Huda. Tidak boleh ditunda, Ganjar meminta hari itu juga untuk dikirim.
“Hari ini harus dikirim, biar ditanam sama pak Huda. Kasihan sudah capek membuat lubang ya pak. Telpon sekarang pegawainya untuk kirim, biar saya dengarkan. Saya ndak mau nanti ketika saya pulang, pohon belum dikirim,” tegas Ganjar.
Dalam kegiatan itu, Ganjar mengajak seluruh masyarakat untuk giat menanam. Minimal hingga tiga bulan ke depan, kegiatan penanaman hutan yang rusak dapat disegerakan.
“Ini waktunya menanam, paling tidak sampai tiga bulan ke depan. Kerahkan semua masyarakat untuk menanam khususnya di lahan-lahan gundul,” katanya.
Pengembalian ekosistem di kawasan hulu lanjut Ganjar menjadi cara ampuh untuk menanggulangi bencana khususnya banjir. Sebab menurutnya, banjir yang terjadi selama ini, dikarenakan sungai-sungai yang dipenuhi sedimentasi.
“Darimana sedimentasi itu, ya dari kawasan hulu ini. Karena gundul, maka tanah dari perbukitan lari ke sungai sehingga menimbulkan sedimentasi. Hasilnya, sungai penuh sedimentasi dan air pasti meluap. Bagaimana cara mencegahnya, ya dengan reboisasi,” pungkasnya.
Hery Triyono – Wahyu