blank
Kepala Distanbun Jawa Tengah Suryo Banendro

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Banjir yang terjadi di sejumlah wilayah, dapat berdampak pada lahan pertanian yang ikut terendam.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Provinsi Jateng melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) melakukan berbagai upaya agar petani bisa meminimalisasi kerugian.

Kepala Distanbun Jawa Tengah Suryo Banendro menjelaskan, berdasarkan data yang diterima, kejadian banjir yang merendam sawah terjadi sejak 25 Desember 2019 sampai 13 Januari 2020.

Di Jawa Tengah, lahan tanaman padi yang teredam 5.722 hektare yang tersebar di 12 kabupaten. Dari jumlah itu terdapat ratusan hektare gagal panen alias puso.

“Terjadi di 12 kabupaten seluas 5.722 hektare, puso 154 hektare,” beber dia saat konferensi pers, di Gedung A Lantai 1 Kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (15/1/2020).

Pihaknya melakukan upaya dan antisipasi atas banjir yang merendam lahan pertanian di beberapa wilayah di Jateng. Di antaranya dengan melakukan persemaian ulang tanaman, begitu lahan tak lagi terendam.

“Kami berupaya agar petani melakukan persemaian ulang setelah genangan surut,” kata Suryo.

Pihaknya juga meminta petani bisa memanfaatkan informasi iklim untuk memperhitungkan kecukupan air hingga panen. Petani juga diminta menanam varietas padi umur genjah, yakni tanaman padi yang hampir berbuah.

“Memanfaatkan informasi iklim guna memperhitungkan kecukupan air hingga panen. Menanam varietas padi yang umur genjah. Juga agar menanam tanaman yang tahan genangan,” imbuh dia.

Sedangkan untuk lahan yang terdampak lain adalah tanaman bawang merah di Tegal dan Brebes dan jagung di Grobogan, Brebes, dan Tegal.

Terkait itu, pihaknya meminta agar petani segera melakukan pompanisasi, normalisasi saluran, penyemprotan, memanfaatkan informasi iklim untuk memperhitungkan kecukupan air hingga panen, dan rehabilitasi lahan eks bawang merah untuk tanaman padi.

Hery Priyono -Wahyu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini