SOLO (SUARABARU.ID) – Pengerjaan Flyover Purwosari sepanjang 2,5 kilometer akan segera dimulai. Limpahan kepadatan arus lalu lintas diprediksi akan terjadi di sejumlah simpang terdekat dengan proyek pembangunan. Flyover yang menelan biaya Rp104 miliar dilaksanakan selama 348 hari kalender dengan waktu pemeliharaan selama 365 hari kalender.
Pemkot Surakarta melalui Dishub Kota Surakarta bersama jajaran terkait, Satlantas Polresta Surakarta, Satlantas Polres Sukoharjo, telah menyusun manajemen rekayasa lalu lintas sesuai dengan tahap pembangunan.
Kabid Lalu Lintas Dishub Surakarta, Ary Wibowo menjelaskan, dalam fase awal pengerjaan penebangan pohon sisi barat, akan dilaksanakan pada Januari hingga Februari. Jalur pengalihan jalan dari Jalan Slamet Riyadi tetap bisa ke arah Jalan Sam Ratulangi dan Jalan Ahmad Yani. Dari Jalan A Yani dan Jalan Sam Ratulangi tetap bisa menuju ke Jalan Slamet Riyadi.
“Sementara dari Jalan Agus Salim tetap bisa ke Jalan Transito dan Jalan Slamet Riyadi. Dari arah timur atau barat Jalan Slamet Riyadi masih bisa dilewati. Untuk jalur lambat sisi barat dan selatan tidak ada jalan yang dialihkan, akan tetapi perjalanan sedikit terganggu,” kata Ary, Kamis (9/1).
Selain pengalihan arus di sekitar proyek pembangunan, Dishub Surakarta berkoordinasi dengan Dishub Kabupaten Sukoharjo serta Satlantas Polresta Surakarta dan Polres Sukoharjo mempersiapkan skenario pengalihan arus bagi angkutan barang selama pembangunan berlangsung.
BACA JUGA: Pembangunan Flyover Purwosari Telan Rp104 Miliar
Pada skenario awal, kendaraan besar akan melintas melalui Underpass Makamhaji. Usai menggelar rapat pemantapan lintas sektoral, Kamis (9/1), skenario tersebut akhirnya dibatalkan.
Ary mengemukakan, rute pengalihan bagi kendaraan besar disepakati, untuk bus Antar-Kota Dalam Provinsi (AKDP) dari arah selatan yang menuju Terminal Tirtonadi nantinya akan masuk Solo dari arah Sukoharjo lewat Perempatan Gemblegan.
Lalu, dari Veteran ke perempatan Tipes, kemudian belok ke utara masuk jalan Honggowongso, kemudian nanti dari Pasar Kembang sampai simpang empat Ngapeman akan dijadikan dua arah. Masuk ruas jalan Gajah Mada, kemudian ke arah terminal lewat palang Balapan.
Ary mengakui, beberapa waktu yang lalu sempat terjadi perbedaan pendapat terkait pengalihan arus untuk angkutan barang dan orang. “Namun rute terakhir ini sudah disepakati bersama lintas sektoral. Tentu rute ini akan kami laporkan ke Pak Wali Kota (FX Hadi Rudyatmo) apakah disetujui atau tidak,” ujarnya.
Jika disetujui Wali Kota Surakarta, pihaknya akan melakukan simulasi terlebih dulu. “Nanti sebelum simulasi, kita akan melakukan sosialisasi, khususnya bagi pengusaha-pengusaha serta layanan publik sekitar yang terdampak pembanguan,” sambung Ary.
Antisipasi Kepadatan
Kasat Lantas Polres Sukoharjo, AKP Marwanto menambahkan, untuk angkutan berat sumbu tiga ke atas serta Bus AKAP akan dilaihkan dari Solo Baru, tepatnya simpang empat SFA ke kiri mengarah ke Langenharjo belok kanan. Kemudian menuju ke Delopo, lurus ke Baki, kemudian mengarah ke Pakis, dan nantinya akan tembus di Klaten.
“Untuk rute pengalihan ini akan kita koodinasikan terus, nanti kita masih menunggu hasil keputusan dari Wali Kota Surakarta, terkait pengalihan arus yang kita usulkan ini,” jelasnya.
Dengan ini, lanjut Marwanto, hanya kendaraan pribadi yang nantinya melintas di Tugu Lilin ke arah barat. Meski begitu pihaknya juga mengantisipasi kepadatan kendaraan.
“Di jalan Gembongan yang biasanya dua jalur, kita buat satu jalur dan yang menjadi prioritas kendaraan dari arah timur. Memang Underpass Makamhaji tidak direkomendasikan untuk dilintasi kendaraan besar. Harapannya bisa mengurangi kepadatan di underpass,” tuturnya.
“Jadi arus lalu lintas yang sama-sama kita rekayasa ini bisa terpecah-pecah, jadi tidak fokus di satu titik. Pasti tetap ada kepadatan, namun tidak stuck,” sambung Marwanto.
Sementara itu, Kanit Regident Satlantas Polresta Surakarta, AKP Adhi mewakili Kasat Lantas Kompol Busroni mengatakan, pihaknya terus berkoodinasi dengan seluruh unsur. Dia memprediksi kepadatan akan terjadi di Slamet Riyadi.
“Puncak kepadatan kami prediksi di Slamet Riyadi, karena setiap hari pun arus di jalur ini sudah sangat padat. Kita siapkan rencana alternatif dan melakukan evaluasi, mulai dari pembangunan flyover, akan ada anev (analisa dan evaluasi) setiap satu minggu sekali terkait pengalihan arus,” papar Adhi.
LBC