Fakultas Teknologi Pertanian USM menggelar International Guest Lecture, dengan tema 'Inovasi Teknologi Pangan Berkelanjutan (Sustainable Food Technology Innovation)' secara daring, Rabu (19/3/2025). Foto: dok/usm

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Semarang (USM), menggelar International Guest Lecture, dengan tema ‘Inovasi Teknologi Pangan Berkelanjutan (Sustainable Food Technology Innovation)’ secara daring, Rabu (19/3/2025).

Kegiatan menghadirkan narasumber Dr Nur Huda Faujan dari Faculty of Science and Technology (FST) Universiti Sains Islam Malaysia, Dr Bambang Kunarto (Fakultas Teknologi Pertanian USM). Dalam kegiatan yang dimoderatori Dr Mita Nurul Azkia (FTP USM) itu, diikuti 200 peserta.

Dekan FTP USM, Prof Dr Haslina mengatakan, kuliah dosen tamu ini merupakan salah satu tindak lanjut dari hasil Kerja sama antara FTP USM dengan Faculty of Science and Technology (FST) Universiti Sains Islam Malaysia.

BACA JUGA: Bendahara IKA USM: Gen-Z Cenderung Self Diagnosis

Adapun tujuan kegiatan ini, untuk meningkatkan pengetahuan di bidang teknologi pangan dan hasil pertanian. Selain itu, mendorong inovasi dalam pengembangan produk lokal, dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan.

Inovasi teknologi pangan berkelanjutan ini dianggap penting, karena dapat berkontribusi pada ketahanan pangan, keberlanjutan lingkungan, peningkatan kualitas dan keamanan pangan, serta pembangunan ekonomi.

”Dengan mendorong inovasi teknologi pangan berkelanjutan, kita dapat menciptakan sistem pangan yang berkelanjutan, adil, dan aman bagi semua orang. Saya berharap, kuliah ini akan bermanfaat bagi semua orang,” katanya.

BACA JUGA: Prodi Magister Hukum USM Siapkan Lulusan Berintegritas

Sementara itu, Dr Nur Huda Faujan dari FST Universiti Sains Islam Malaysia, memberikan materi mengenai ‘A Potential of Stem Mushroom as Fiber-Rich Food in Food Security’.

Menurutnya, telah terbukti batang jamur tiram abu-abu, mengandung serat pangan total yang secara signifikan lebih tinggi (P<0,05) sebesar 51,10 persen. Serat pangan juga tak larut sebesar 50,6 persen, bila dibandingkan dengan tudung jamur yang hanya memiliki 38,80 persen serat pangan total, dan 38,3 persen serat pangan tidak larut.

Batang jamur, khususnya jamur tiram abu-abu, memiliki potensi besar sebagai pengganti sebagian daging ayam atau produk daging nabati, karena nilai gizinya yang tinggi, terutama kandungan serat, serat tidak larut, serta lemak sehat.

BACA JUGA: Lulusan Terbaik Magister Hukum USM Lanjut ke S3 PDIH Unissula

”Selain itu, memasukkan batang jamur ke dalam produk daging, dapat membantu mengurangi limbah makanan, sekaligus mendukung upaya mengatasi masalah ketahanan pangan global,” ujarnya.

Sedangkan Dr Bambang Kunarto menyampaikan materi ‘The Potential of Parijoto as an Source of Anthocyanin Pigments in Foods’.

Menurutnya, buah parijoto berpotensi sebagai sumber antosianin, yang dapat diaplikasikan pada berbagai produk makanan. ”Namun antosianin bersifat tidak stabil. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai teknologi pengemasan, kopigmentasi, dan nanoenkapsulasi,” ungkapnya.

Riyan