JEPARA (SUARABARU.ID)- Pengurus Cabang Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (PC Lesbumi NU) Kabupaten Jepara kembali menggelar acara ‘Suluk Mantingan’. Sebuah sarasehan yang mengangkat tema Membangkitkan Spirit Ratu Kalinyamat.
Acara yang digelar di Kampung Lembah Manah Azharul Hikmah, Rengging, Pecangaan, Jepara, belum lama ini secara resmi dibuka oleh Wakil Ketua PCNU Jepara, KH. Hisyam Zamroni.
Dihadiri Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Jepara, Nur Hidayat, Ketua PC Lesbumi Ngateman, Murniati dari Pusat Studi Ratu Kalinyamat Unisnu, Dalang Ki Sugiarto, Suluk Mantingan ini juga dihadiri Karawitan Among Jiwo dari SMKN 1 Kedung Jepara dan Pengurus PC Lesbumi Jepara.
Dalam sambutannya, KH Hisyam Zamroni menegaskan bahwa kebesaran Jepara di masa lalu harus menjadi inspirasi bagi pembangunan daerah. “Salah satunya dengan wacana pengembangan Pelabuhan Internasional di Jepara”, ujarnya.
Sementara itu Nur Hidayat., Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Jaepara dalam memantik Suluk Mantingan XI, mengulas tentang Ratu Kalinyamat sebagai santri Walisongo yang lahir dari keluarga Keraton Demak.
“Menurut saya relasi kemanusiaan dan ketauhidan dalam kepemimpinan Ratu Kalinyamat harus menjadi contoh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara”, kata Nur Hidayat.
Perspektif yang berbeda diberikan Murniati, dari Pusat Kajian Ratu Kalinyamat UNISNU Jepara. ia menegaskan pentingnya menjadikan kebesaran Ratu Kalinyamat sebagai memori kolektif masyarakat Indonesia, khususnya Jepara.
“Generasi Z membutuhkan sosok teladan yang memiliki pemikiran visioner melampaui zamannya,” ujarnya.
Ali Burhan, mewakili PC Lesbumi NU Jepara, menyelaraskan jalannya diskusi dengan visi kebudayaan Lesbumi. Ia menekankan bahwa pembangunan wacana independen dalam memaknai kearifan lokal serta penguatan budaya maritim Nusantara menjadi bagian dari Saptawikrama Lesbumi yang mendasari kajian tentang Ratu Kalinyamat.
“Keselarasan narasi sejarah Majapahit, Demak, hingga Jepara harus terus disosialisasikan sebagai landasan pembangunan visi maritim Jepara hari ini,” tambahnya.
Ketua PC Lesbumi NU Jepara, Ngatman, menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam acara ini. “Suluk Mantingan XI adalah bagian dari gerakan kebudayaan yang harus terus kita dukung bersama demi kelestarian budaya lokal,” katanya.
Berbeda dari edisi sebelumnya, Suluk Mantingan XI dimulai dengan pementasan Wayang Santri, dilanjutkan dengan Mauidhoh Hasanah dari Ki Sholeh, serta buka bersama. Rangkaian acara berlanjut dengan salat Tarawih dan pembacaan tembang Aqoid Seket. Sebelum sesi diskusi utama mengenai Spirit Ratu Kalinyamat dimulai, Dalang Ki Sugiarto menyelesaikan lakon wayang yang telah dimulai sebelumnya.
Melalui kegiatan ini, PC Lesbumi NU Jepara berharap semakin banyak elemen masyarakat yang terlibat dalam upaya menggali dan melestarikan nilai-nilai budaya lokal. Diharapkan, Suluk Mantingan terus menjadi wadah refleksi sejarah dan kebudayaan bagi Jepara dan generasi penerusnya.
ua