KENDAL (SUARABARU.ID)– Terlihat raut wajah Slamet (56) tenang, saat duduk mengantre bersama belasan warga lansia, di aula belakang Puskesmas Limbangan, Desa Limbangan, Kabupaten Kendal.
Dia datang belum lama ini, untuk melakukan cek tekanan darah, berat badan, memeriksakan gula darah, dan selanjutnya menerima sekantong plastik obat. Ada dua dokter wanita yang membuka ruang konsultasi, didampingi sejumlah perawat dan bidan, yang mendata kehadiran, membagikan obat, dan melakukan tensimeter pada sejumlah pasien.
Ada juga dua petugas dengan baju hazmat dari Labkesda DKK Kendal, mulai menyiapkan perlengkapan medis, guna mengambil sampel darah.
BACA JUGA: PWI bersama Artos Mall dan Polres Magelang Kota Bakti Sosial di Ponpes Selamat
Pemandangan seperti itu hanya bisa dijumpai tiap bulan sekali di Puskesmas Limbangan, tepatnya tiap Kamis pagi minggu kedua. Dan mereka yang berkumpul merupakan para peserta Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis), kegiatan yang terintegrasi antara BPJS Kesehatan, puskesmas dan pasien.
Dan, Slamet adalah salah satu peserta Prolanis. Sudah dua tahun perangkat desa asal Gonoharjo ini rutin memeriksakan kesehatan di puskesmas, yang sejak 2023 berakreditasi Paripurna (tingkatan tertinggi) dari Kemenkes RI itu.
Dia berkisah, sekitar 2023 lalu pernah berobat ke Puskesmas Limbangan tapi kemudian dirujuk ke Charlie Hospital, karena gula darahnya tinggi. Setelah sempat opname dan menjalani rawat jalan, kondisinya pulih. Usai kesehatannya stabil, dia dirujuk kembali ke puskesmas untuk menjalani Prolanis.
BACA JUGA: Rhyan Darma Saputra Kembali Pimpin Forki Surakarta, Terpilih Secara Aklamasi
”Saya merasakan manfaat dari Prolanis. Selain cek gula darah, saya juga bisa berkonsultasi dengan dokter. Dulu kadar gulanya tinggi sampai 300-400 mg/dL, sekarang lumayan normal 123 mg/dL,” kata lelaki yang selalu mengenakan peci ini.
Rekannya, Sukiran (71), juga mengaku hidupnya lebih bersemangat usai bergabung di Prolanis. Pria penderita hipertensi itu mengaku, tak hanya menerima edukasi tentang gizi, tapi juga memperoleh banyak kawan baru dari berbagai penjuru desa.
Menurutnya, karena punya keluhan sama yaitu darah tinggi dan kencing manis, tanpa sadar tumbuh rasa persaudaraan untuk saling support antarpenderita penyakit kronis itu.
BACA JUGA: 1.530 Paket Sembako Disalurkan PIMAJT Bersama MAJT dan Baznas untuk Kaum Dhuafa
Kepala Puskesmas Limbangan, M Budiyati SST Keb, melalui Penanggung Jawab Prolanis dr Erna Ridawati mengungkapkan, pasien Prolanis merupakan pasien dengan penyakit tertentu yang oleh rumah sakit sudah dinyatakan stabil, lalu dirujuk balik ke puskesmas.
Penderita Prolanis adalah mereka yang lama “berkawan” dengan hipertensi dan diabetes melitus. Dua penyakit ini tak bisa disembuhkan total, tapi bisa dikontrol agar tak menyebabkan komplikasi.
Tujuan utama program ini memang menurunkan risiko komplikasi, yang mungkin timbul dari penyakit kronis melalui perawatan berkelanjutan.
BACA JUGA: Agustin – Iswar Sampaikan Kebijakan Pembangunan Kota Semarang di Musrenbang
Menurut dr Erna, sejak digulirkan pada 2017 lalu, sebenarnya Puskemas Limbangan memiliki 100-an peserta Prolanis, tapi yang masih aktif memeriksakan diri sekitar 40-an orang. Jadwal pemeriksaan tiap Kamis minggu kedua.
Diakui Erna yang juga selaku Penanggung Jawab Klaster 4 (Pencegahan Penyakit Menular dan Kesling) di puskesmas ini, faktor pembeda Prolanis Limbangan adalah adanya agenda wisata.
Meskipun rata-rata lansia, namun semangat untuk berkumpul dan jalan-jalan bersama begitu tinggi. Sejumlah lokasi wisata di Kendal, Semarang, Batang, Solo, dan Bandungan, pernah disambangi anggota Prolanis. Tahun ini bahkan berencana untuk healing ke Kebun Teh Medini.
BACA JUGA: Tol Solo-Jogja, Dijadikan Jalur Alternatif Mudik Lebaran
Sementara itu, Wulan dan Fitri dari Labkesda DKK Kendal mengapresiasi antusiasme peserta Prolanis, yang memeriksakan diri di puskesmas melalui tes darah. Ini penanda munculnya kesadaran untuk menjaga kesehatan.
Menurut keduanya, pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan, di antaranya untuk skrining suatu penyakit, menunjang diagnosis, dan menentukan treatment atau pengobatan yang tepat.
Riyan