KEBUMEN (SUARABARU) – Wakil Ketua DPRD Kebumen Fitria Handini bersama Tim Ahli Cagar Budaya mengunjungi museum Tosan Aji Purworejo, Kamis 13/3.
Kunjungan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kebumen Fitria Handini Ke museum Tosan Aji Purworejo ini sebagai tindak lanjut Perda Pelestarian dan Pemajuan Kebudayaan Daerah di Kabupaten Kebumen. Perda ini merupakan inisiatif DPRD Kebumen.
Ikut juga dalam rombongan KRAP Arif Priyantoro selaku Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Kebumen. Rombongan diterima oleh Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Dyah Woro Setyaningsih serta staf museum Tosan Aji.
Fitria Handini mengungkapkan, pihaknya tertarik mempelajari keberadaan Museum Tosan Aji. Sebab di Kabupaten Kebumen hingga saat ini belum memiliki museum.
Padahal, lanjut Handini, makin banyak peninggalan cagar budaya di Kabupaten Kebumen memerlukan tempat atau sarana untuk pemeliharaan. Keberadaan museum sekaligus sebagai sarana edukasi dan pendidikan kepada generasi penerus.
“Kebetulan tahun 2024 saya menjadi Ketua Pansus Perda Cagar Budaya dan tertarik melihat Museum Tosan Aji yang ternyata banyak manfaatnya. Bahkan di museum Tosan Aji sudah ada digitalisasi koleksi museum sehingga anak-anak sekolalh bisa mengakses secara kekinian,”tandas Handini yang juga politisi dari PDIP Kebumen itu.
Dukung Visi Bupati
Menurut Handini, Perda Cagar Budaya sejalan dengan visi Bupati Kebumen Lilis Nuryani yang juga akan memajukan kebudayaan daerah. Harapan ke depan Pemkab bisa membangun museum untuk menyimpan koleksi benda purbakala dan cagar budaya yang memiliki nilai budaya dan pendidikan.
“Ini merupakan tindak lanjut disahkannya Perda tentang Pelestarian dan Pemajuan Kebudayaan Daerah di Kebumen dan memang masih ada tahapan menyusun Pokok-pokok Pikiran Kebudayaan sebelum sampai pada pembangunan museum. Harapan kami Bupati yang baru ini bisa merealisaikan museum di Kebumen,”tandas Handini.
Handini menyebutkan, banyak temuan benda purbakala di Kebumen. Mulai dari keris dan pembuatan pusaka, batu punden berundak, dan sebaganyna. Bahkan ditengarai di Kebumen banyak benda cagar budaya yang masih disimpan perorangan dan akan lebih terawat jika disatukan dalam museum.
Arif Priyantoro menambahkan, ada beberapa hal penting yang dibahas dalam kunjungan tersebut. Di antaranya proses pembuatan museum serta cara pengumpulan koleksi museum, cara perawatan koleksi museum, penganggaran oprasional, promosi dan publikasi.
Kemudian pentingnya penyusunan Pokok-pokok Pikiran Kebudayaan Daerah, hal ini terkait dalam pengajuan DAK Museum ke Pemerintah Pusat, serta bagaimana membuat even- even sebagai sarana edukasi ke generasi penerus.
Dyah Woro Setyaningsih menyampaikan, untuk menjawab tantangan saat ini museum harus mulai mengadopsi teknologi dan desain inovatif guna menciptakan pengalaman yang lebih interaktif.
Menurut Dyah Woro, tata ruang pameran disusun lebih modern, pencahayaan disesuaikan agar lebih estetis, serta penggunaan media digital diperluas untuk menjangkau lebih banyak audiens, atau dalam bahasa Dyah, kekunoan dalam konsep kekinian.
Komper Wardopo