blank
Jajaran Polsek Wonogiri Kota Pimpinan Kapolsek AKP Sandiya, melakukan aksi turun ke jalan bagi-bagi makanan minuman untuk takjil buka puasa para pemotor dan sopir.(Dok.Humas Polres Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Jajaran Polsek Wonogiri Kota Pimpinan Kapolsek AKP Sandiyo, melakukan aksi turun ke jalan guna membagi-bagikan makanan dan minuman untuk takjil (menyegerakan) berbuka puasa. Utamanya bagi para pemakai jalan yang saat menjelang waktu Maghrib belum tiba di rumah.

Kapolres Wonogiri AKBP Jarot Sungkowo dan Kapolsek Wonogiri Kota AKP Sandiya, melalui Kasi Humas Polres AKP Anom Prabowo, menyatakan, aksi bagi-bagi makanan dan minuman untuk takjil buka puasa tersebut, dilakukan Kamis sore (6/3/25). Aksi ini, digelar di Simpang Lima Wonokarto, tepatnya di lampu bangjo (traffic light) depan Kantor Polsek Wonogiri Kota. Dilakukan dengan melibatkan para pengurus dan anggota Bhayangkari Polsek Wonogiri Kota.

Aksi berbagi makanan dan minuman ini, merupakan bentuk kepedulian Polri kepada masyarakat. Khususnya bagi umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan 1446 H (2025 M). Utamanya yang masih berada di jalan, ketika menjelang waktu berbuka puasa.

Harapannya, mereka dapat menyegerakan (takjil) berbuka di jalan, tanpa harus menunggu sampai tiba di rumah. Ini untuk menghindarkan sikap tergesa-gesa dalam berkendaraan, demi mewujudkan keamanan dan keselamatan dalam berlalulintas. Yakni dengan mengedepankan aspek safety demi menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan.

Salah Kaprah

Aksi bagi-bagi makanan dan minuman untuk takjil tersebut, juga menjadi bentuk silaturahmi jajaran kepolisian dengan masyarakat, sehingga tercipta hubungan yang harmonis. Jumlah makanan dan minuman yang dibagikan sebanyak 100 paket. Bersamaan itu, juga dibagikan brosur imbauan kepada masyarakat, agar memberikan peran aktifnya dalam mendukung terciptanya situasi Kamtibmas Wonogiri yang kondusif.

Masyarakat terlanjur salah kaprah (salah yang memasyarakat) memaknai kata takjil. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti takjil yang benar adalah menyegerakan berbuka saat datang waktu Maghrib. Bukan memiliki arti makanan minuman.

Takjil berakar dari kata ‘ajila yang dalam Bahasa Arab memiliki arti menyegerakan. Sehingga takjil, sebenarnya adalah perintah untuk menyegerakan berbuka puasa.

Istilah takjil di Indonesia, pertamakali tercatat pada catatan milik Snouck Hurgronje dalam De Atjehrs, yaitu laporan saat mengunjungi Aceh pada Tahun 1891-1893. Dalam catatan tersebut, dijelaskan penduduk Aceh telah menyiapkan menu berbuka puasa untuk takjil (menyegerakan buka puasa) di masjid, dengan menu ie bu peudah (bubur pedas).(Bambang Pur)