blank
Rektor SCU (tengah), berfoto bersama empat Guru Besar yang baru saja dikukuhkannya. Foto: dok/scu

SEMARANG (SUARABARU.ID)- Rektor Soegijapranata Catholic University (SCU) Semarang, Dr Ferdinandus Hindiarto mengatakan, keberadaan Guru Besar yang kini berjumlah 12 orang, menjadi wujud pertanggungjawaban kampusnya dalam menghidupi perutusan sebagai perguruan tinggi Katolik.

”Keberadaan Guru Besar, membawa konsekuensi akan semakin kuat dan dalamnya pencarian kebenaran, melalui ilmu pengetahuan,” kata dia, saat mengukuhkan empat Guru Besar, pada Rabu (26/2/2025) lalu, di Auditorium Agnes Widanti, Kampus 1 SCU Bendan.

Menurut Rektor SCU, hal itu pun sejalan dengan semangat ‘Talenta Pro Patria et Humanitate‘. Dia berharap, lahirnya sejumlah Guru Besar akan dapat menguatkan aktualisasi SCU dalam pemikiran maupun karya keilmuannya. Hal ini juga selaras dengan tema pengukuhan Guru Besar kali ini, ‘Lentera SCU Bagi Negeri’.

BACA JUGA: ‘Refleksi Karya 2025’ Teguhkan Peran SCU dalam Implementasi Pendidikan Katolik

”Mereka dapat menjadi lentera untuk negeri, dengan karya dan langkah konkretnya yang diberikan. Semoga setiap karya dan kiprahnya, menjadi terang bagi negara maupun kemanusiaan,” tukas Ferdinand.

Sebelum dilakukan pengukuhan, empat Guru Besar itu menyampaikan orasi ilmiahnya. Mereka adalah, Guru Besar Bidang Teknologi Informasi Bisnis, Prof Bernardinus Harnadi ST MT PhD (Fakultas Ilmu Komputer), Guru Besar Bidang Rekayasa Proses Pangan, Prof Victoria Kristina Ananingsih ST MSc PhD (Fakultas Teknologi Pertanian).

Lalu ada juga Guru Besar Bidang Teaching English as a Foreign Language, Prof Dr Heny Hartono SS MPd (Fakultas Bahasa dan Seni), dan Guru Besar Bidang Fraud dan Forensik Audit Prof Dr Theresia Dwi Hastuti SE MSi Ak CA CPA CGAA.

BACA JUGA: Sambut Ramadan, PLN Indonesia Power UBP Semarang  Bersama IZI Jateng Gelar Bazar Sembako Murah 

Dalam orasi ilmiahnya, Prof Bernardinus menyoroti perbedaan penerimaan masyarakat pada teknologi game daring berdasarkan usia, gender, dan pengalaman penggunaan.

Melalui orasi ilmiah berjudul ‘Penerimaan Teknologi Game Online Multidimensi: Implikasi dan Strategi Penerimaan Teknologi Informasi Masyarakat,’, dia berupaya merumuskan strategi yang tepat, untuk meningkatkan dan mengurangi ketergantungan pada game daring.

Sementara Prof Victoria membahas pentingnya keamanan dan kesehatan, dalam pengolahan pangan usai panen hingga siap dikonsumsi, dalam orasi ilmiah berjudul ‘Sustainable Food Processing: Teknologi Pengeringan dan Ekstraksi Ramah Lingkungan untuk Pengembangan Produk Herbal’.

BACA JUGA: Bupati Blora Implementasikan Hasil Retreat untuk Membangun Blora Dukung Ketahanan Pangan Nasional

Melakukan studi pada pengembangan produk pangan herbal, menurutnya dapat dicapai dengan penerapan teknologi ramah lingkungan. Sehingga kualitas, gizi, dan senyawa bioaktif tetap terjaga.

Sedangkan Prof Heny menunjukkan perhatiannya dalam pengajaran Bahasa Inggris, melalui orasi ilmiahnya yang berjudul ‘The New Future of English Teaching: Empowering Learners Critical and Analytical Thinking’.

Dia mengambil studi pada metode pembelajaran khas SCU, Soegijapranata Learning Model. Didapatinya, peluang pengajaran Bahasa Inggris untuk meningkatkan pola berpikir kritis dan analitis, dapat dilakukan dengan mengedepankan integrasi teknologi dan pendekatan berbasis konten.

Dalam orasi ilmiah yang berjudul ‘Membangun Integritas Organisasi: Peran Good Corporate Governance (GCG) dan Whistleblowing System (WB) untuk Mencegah Korupsi dan Fraud’, Prof Theresia memberikan gambaran peran GCG dan WB, bisa sebagai komponen pengendali dan transparansi di dunia bisnis dan pendidikan.

Riyan