SEMARANG (SUARABARU.ID)– Soegijapranata Catholic University (SCU) Semarang, baru-baru ini kembali menggelar Refleksi Karya, selama satu tahun ini. Memasuki tahun 2025, ‘Perjumpaan yang Mengubah’, menjadi tema panggung Refleksi Karya kali ini.
Para dosen dan tenaga kependidikan pun, diajak merefleksikan momen perjumpaan paling berkesan antarsivitas akademika. Termasuk mengevaluasi sejauh mana implementasi nilai Sukacita (Joyful), kepedulian terhadap sesama (Cura Personalis), dan Makna (Reflektif).
Ketiga nilai itu jadi pedoman SCU dalam menjalankan perutusan sebagai perguruan tinggi Katolik. Seorang filsuf besar, Socrates, dalam kutipannya, ‘Hidup yang tidak diuji (direfleksikan), tidak layak untuk dijalani’. Pernyataan ini membawa pesan yang mendalam, tentang pentingnya refleksi sebagai upaya untuk menemukan makna dalam hidup ini.
BACA JUGA: Bupati Blora Implementasikan Hasil Retreat untuk Membangun Blora Dukung Ketahanan Pangan Nasional
”Harapannya, perjumpaan-perjumpaan yang mengubah, yang terekam dalam hasil karya itu dapat saling menginspirasi, mengapresiasi, dan meneguhkan satu dengan yang lain,” kata Rektor SCU, Dr Ferdinandus Hindiarto, saat membuka acara.
Dia juga menilai, pentingnya panggung Refleksi Karya ini untuk memupuk semangat kesatuan dan mengembangkan semangat inovatif, dalam memberikan pelayanan pada mahasiswa.
Sementara itu, Ketua Yayasan Sandjojo, Rm P Wiryono Priyatamtama mengumpamakan, interaksi itu seperti perjumpaan Yesus dengan dua muridnya dalam perjalanan menuju Emaus.
BACA JUGA: Serangan Wabah PMK Mereda, Tapi Pasar Hewan Masih Sepi
Perumpamaan itu sekaligus menjadi landasan tema Refleksi Karya 2025, di mana setiap interaksi sivitas akademika SCU, diharapkan dapat menginspirasi satu sama lain. Hal ini menurutnya, sejalan dengan Ensiklik Fratelli Tutti, No 205.
Sejalan dengan itu, kehadiran RD Yohanes Driyanto, semakin meneguhkan peran dosen dan tenaga kependidikan, dalam melayani mahasiswa. Dikutip olehnya Injil Efesus 2:10, yang berbunyi, ‘Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya‘.
”Dia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Kita sudah dipersiapkan dan ditempatkan Tuhan di SCU. Maka perutusan itu harus dijalankan sebaik mungkin,” tutur RD Driyanto.
BACA JUGA: Strategi Cerdas Melestarikan Seni Ukir Jepara: Menjadikan sebagai Kekayaan Budaya Takbenda Dunia
Sebelumnya, para dosen dan tenaga kependidikan telah membuat refleksi pribadi dalam bentuk puisi, tulisan, video, lagu, lukisan, poster, ataupun karya seni lain. Setidaknya, terdapat lebih dari 200 karya yang terkumpul, dan nantinya akan dikemas dalam bentuk EPUB.
Beberapa karya di antaranya dipamerkan di Auditorium Agnes Widianti, Kampus 1 SCU Bendan, Semarang. Melalui kegiatan ini, para dosen dan tenaga kependidikan SCU diharapkan semakin diteguhkan dengan perjumpaan satu sama lain, dalam menjalani perutusan di Kampus Ungu.
Riyan