blank
Wakil Bupati Jepara Muhammad Ibnu Hajar bersama para kepala OPD dan Pengurus Yayasan Peluk Jepara serta Kepala SMPN 5 Jepara.

Oleh : DR. Djoko T Purnomo

Saat pertama kali memimpin apel di halaman Kantor Bupati Jepara Senin (24/2-2025), Wakil Bupati Jepara Muhammad Ibnu Hajar menyampaikan sejumlah prioritas yang akan dilakukan bersama Bupati Jepara Mas Witiarso Utomo. Diantaranya adalah infrastuktur, pengentasan kemiskinan dan pelestarian seni ukir, warisan adhiluhung masyarakat Jepara. Ini selaras dengan visi Jepara lima tahun ke depan yang diusung Witiarso Utomo – Muhammad Ibnu Hajar yaitu Jepara  makmur, unggul, lestari, dan religius.

Pilihan terhadap pelestarian seni ukir yang saat ini seperti berada di ujung takdirnya, tentu harus diapresiasi oleh semua fihak. Walaupun tidak mudah. Sebab pelestarian seni diukir di kota ukir ini bagaikan berjalan di jalan terjal tanpa penunjuk arah. Pasalnya   Jepara tidak memiliki peta jalan. Juga tidak ada program yang jelas dan terukur. Apalagi  dukungan anggaran.

Karena itu,  program prioritas yang disampaikan oleh Gus Hajar disambut hangat oleh Yayasan Pelestarian  Ukir  Jepara (Yayasan Peluk Jepara), salah satu lembaga yang khusus dibentuk oleh Edy Supriyanta dengan visi besar, melestarikan seni ukir yang telah semakin ditinggalkan oleh pewarisnya.

Komitmen program prioritas yang disampaikan oleh Gus Hajar ini kemudian direspon dengan cepat oleh Yayasan Peluk Jepara. Lembaga ini kemudian mengundang Gus Wabup  untuk  membuka Pelatihan Seni Ukir untuk Pelajar SMP yang diselenggarakan di SMPN 5 Jepara, Selasa (25/2-2025). Kegiatan yang diikuti 40 siswa yang memilih ektra kurikuler seni ukir   ini diselenggarakan bersama Disdikpora, Craft & Craft Gallery SMKN 2 Jepara dan SMPN 5 Jepara.

blank
Gus Hajar natah, momentum membuka pelatihan ukir bagi pelajar.

Jadilah acara pembukaan pelatihan seni ukir ini menjadi ruang  diskusi yang cukup produktif. Ketua Umum Yayasan Peluk Jepara Hadi Priyanto yang sejak lama konsisten menyuarakan kegelisahannya  atas kondisi seni ukir Jepara mengusulkan agar Jepara segera menyusun Road Map Pelestarian Seni Ukir, agar kota yang memiliki branding Jepara The Word Carving Center ini tidak lagi tersesat di jalan yang terang.

Yayasan Peluk Jepara menekankan pentingnya keterlibatan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya pelestarian seni ukir. Oleh karena itu, perlu ada sinergi antara pemerintah, dunia pendidikan, legislatif, pelestari, pengusaha, dan pengrajin  untuk memastikan terjadinya regenerasi para pengukir muda. Baik melalui lembaga pendidikan maupun pelestarian alamiah dalam  keluarga perajin ukir.

Harapan dan usulan Yayasan Peluk Jepara ini bak gayung bersambut. Bahkan di luar expektasi. Sebab Gus Hajar, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap Yayasan Peluk Jepara atas inisiatifnya menggelar pelatihan ini. Menurutnya, pelatihan ini sejalan dengan visi pemerintah daerah dalam melestarikan seni dan budaya lokal.

Menurut mantan anggota DPRD Jepara ini, seni ukir telah mengantarkan Jepara dikenal di berbagai belahan dunia serta menjadi sumber kesejahteraan bagi masyarakat. Oleh karena itu harus kita lestarikan. Bahkan ia meminta kepada Kepala Disdikpora, Ali Hidayat agar seni ukir diajarkan di semua satuan pendidikan.

Selain itu, Gus Hajar juga menekankan pentingnya peta jalan pelestarian seni ukir. Dengan adanya peta jalan ini, akan lebih mudah membagi peran antar pemangku kepentingan, baik dari pemerintah, dunia pendidikan, komunitas seni, maupun industri kreatif. Ia juga mengungkapkan perlunya  segera duduk bersama dan membicarakan langkah konkret untuk memastikan seni ukir tetap lestari dan berkembang di Jepara.

Kesediaan Gus Hajar membuka acara pelatihan dengan mengukir bersama Kepala Disdikpora Ali Hidayat, dan Kepala SMPN 5 Jepara Lisna Handayani menjadi bukti nyata bahwa pemerintah tidak sekadar berbicara, tetapi juga turut terlibat langsung dalam pelestarian seni ukir.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan generasi muda Jepara semakin mengenal, mencintai, dan meneruskan warisan seni ukir yang telah menjadi bagian dari identitas daerah. Kini, tantangan terbesar adalah memastikan bahwa pelestarian ini tidak hanya berhenti di acara seremonial, tetapi berlanjut dalam sistem pendidikan dan industri kreatif yang berkelanjutan.

Kita harus menyadari, pelestarian seni ukir bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau komunitas seni, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh masyarakat Jepara. Karena itu kita harus membangun optimisme bersama, di bawah kepemimpinan Mas Wiwid dan Gus Hajar, seni ukir akan kembali dapat dibangkitkan dan  kebanggaan masyarakat Jepara. Kuncinya Jepara harus segera menyusun peta jalan pelestarian seni ukir sebagai panduan bagi semua pemangku kepentingan untuk melangkah bersama secara sinergis dan kolaboratif

Penulis adalah aktivis tinggal di Jepara