blank
Menyambut Hari Raya Imlek 2576 Kongzili (2025 M), Lampion Ular Kayu yang ikonik, dipajang di depan Kantor Walikota Solo, berjejer dengan sejumlah Lampion Dewa-Dewi.(SB/Bambang Pur)

SOLO (SUARABARU.ID) – Dalam Kalender Tionghoa, tahun baru Imlek Kongzili 2576 (2025 M), jatuh pada Hari Rabu Tanggal 29 Januari 2025. Ini akan menandai dimulainya Tahun Ular Kayu yang akan berakhir pada Tanggal 16 Februari 2026 tahun depan.

Di halaman Kantor Wali Kota Solo, Jateng, Lampion Ular Kayu dipajang sebagai maskot yang ikonik. Dilengkapi dengan aksesories kipas dan caping. Keberadaannya berjejer dengan sejumlah Lampion Dewa-Dewi, yang berada di samping kiri dan kanannya. Terpajang indah, dan cocok untuk berswafoto bagi para wisatan.

Dalam astrologi Tionghoa, Ular dikenal sebagai simbol kebijaksanaan, intuisi dan transformasi. Kombinasi dengan elemen Kayu, diprediksi akan memberikan dimensi tambahan berupa aspek pertumbuhan, fleksibilitas dan kreativitas. Para Suhu Astrologi Cina, menyebutkan, tahun ini diprediksi akan membawa peluang besar, tetapi juga tantangan yang memerlukan strategi cermat. Di Tahun Ular Kayu, setiap zodiak memiliki peluang untuk mencapai kesuksesan.

Apa itu shio ? Wartawan Bambang Pur yang pernah dua kali melakukan tugas jurnalistik ke China (Tahun 1990 dan 2007), mendapatkan pemahaman tentang shio yang penetapannya berdasarkan dalam lambang 12 nama hewan.

Shio dalam Bahasa Mandarin disebut sebagai shengxiao, dalam dialek Hokkian diucapkan sebagai sheshio dan dalam lafal Hanzi diucapkan sebagai shengxiao. Artinya adalah dua belas hewan yang mewakili tahun, bulan dan jam tertentu dalam astrologi Tionghoa.

Elemen Alam

Dalam Kalender Tionghoa, keberadaan shio selalu dikaitkan dengan karakter 5 elemen alam. Terdiri atas kayu, api, tanah, logam dan air. Dua belas binatang dalam shio terbentuk sejak masa awal peradaban Tiongkok. Dikisahkan, Kaisar Giok menitahkan tahun-tahun dalam penanggalan dinamai dengan nama-nama hewan. Yakni berdasar urutan hewan saat ramai-ramai menuju ke kediamannya, dengan lebih dulu menyeberangi sungai.

Kucing dan tikus tidak bisa berenang, tetapi mereka punya akal menumpang di punggung kerbau. Kerbau mempersilahkan naik ke punggungnya. Dalam legenda, dikatakan, kerbau bersedia memberi tumpangan, karena punya pamrih ingin mendengar nyanyian tikus. Saat kerbau sudah hampir sampai ke tepi seberang sungai, tikus berulah mendorong kucing hingga jatuh ke sungai. Ini menjadikan tikus menjadi hewan pertama yang paling awal menghadap Kaisar Giok.

blank
Menyambut Perayaan Hari Raya Imlek Kongzili 2576 (2025 M), di Kota Solo dipasang 5.000 lampion warna-warni, Lampion maskot Ular Kayu, Lampion 17 dewa-dewi, juga Lampion Fuk (keberuntungan), Lampion Budha Ketawa (kiri).(SB/Bambang Pur)

Karena itu, tikus menjadi hewan pertama pada urutan shio. yang kemudian diikuti oleh kerbau yang menjadi urutan kedua. Macan, meski kuat tapi karena sempat terseret arus ke hilir, sehingga datang di urutan ketiga. Hewan keempat yang datang adalah kelinci, yang menyeberang sungai dengan cara melompati batu-batu yang ada di alur sungai. Meski sempat kehilangan pijakan di tengah alur sungai, tetapi beruntung menemukan kayu yang mengapung untuk pegangan yang mengantarkan kelinci ke tepi.

Naga

Naga baru tiba setelah kelinci, lantaran harus menurunkan hujan terlebih dulu. Juga membantu kelinci yang saat itu berpegangan pada kayu, dengan menghembuskan napasnya untuk mendorong kelinci agar dapat mencapai seberang sungai.

Kuda tiba setelah naga, tetapi terkejut melihat ular yang tiba-tiba muncul dari tempat perembunyian di tapal kuda. Karena kaget, kuda terjatuh dan menjadikan ular menduduki tempat keenam. Kuda berada di urutan ketujuh. Selebihnya, berurutan datang kambing, monyet dan ayam yang tiba bersama-sama. Saat itu, ayam menemukan rakit untuk menyeberang, sedangkan monyet dan kambing menyeret dan menarik rakitnya.

Kaisar Giok, berkenan menerima mereka, dengan menyatakan kambing sebagai hewan kedelapan, monyet sebagai hewan kesembilan dan ayam sebagai hewan kesepuluh. Di urutan kesebelas yang datang adalah anjing. Meski pelari dan perenang yang baik, anjing terlena menghabiskan waktunya untuk bermain di air sungai terlebih dahulu.

Babi tiba di urutan kedua belas, karena terlebih dahulu makan dan jatuh tertidur di tengah perjalanan. Kucing yang sudah tenggelam, tidak dimasukkan menjadi anggota dua belas shio. Ini menjadi alasan, mengapa kucing selalu memburu tikus.

Nama ke -12 hewan tersebut juga dipakai untuk menentukan pembagian sangat (waktu) dalam siklus 24 jam setiap harinya. Yakni dari Pukul 23:00 – 01:00 (tikus), 01:00 – 03:00 (kerbau), 03:00 – 05:00 (macan), 05:00 – 07:00 (kelinci), 07:00 – 09:00 (naga), 09:00 – 11:00 (ular), 11:00 – 13:00 (kuda), 13:00 – 15:00 (kambing), 15:00 – 17:00 (monyet), 17:00 – 19:00 (ayam), 19:00 – 21:00 (anjing), 21:00 – 23:00 (babi).

Dalam Buddha, dikisahkan bahwa Sidharta Gautama mengundang semua hewan di dunia untuk menemuinya sebelum dia pergi dari bumi. Tapi hanya 12 yang datang (tikus, kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing dan babi). Buddha menamakan tahun dengan nama mereka sesuai urutan kedatangannya.(Bambang Pur)