SEMARANG (SUARABARU.ID) – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah melaunching Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) di aula PT Pos Indonesia Regional Area 4, Jalan Sisingamangaraja Kota Semarang, Kamis (5/12/2024).
Genting dilaunching secara nasional oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang dipusatkan di Kerawang Jawa Barat, tepatnya di Desa Mulyasari yang dihadiri Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji dan sejumlah menteri lain yang diikuti 32 Provinsi secara daring.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Eka Sulistya Ediningsih mengatakan, launching Genting untuk sejuta anak stunting ini didukung banyak pihak.
“Melalui acara ini saya mengajak seluruh pihak untuk bisa bersama-sama berpartisipasi mensukseskan gerakan orang tua asuh yang memberikan manfaat untuk keluarga ibu hamil dan anak di bawah 2 tahun. Kita mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mencegah menuntaskan stunting,” ujarnya.
Disampaikan, dalam program Genting ini BKKBN Provinsi Jawa Tengah sudah memiliki dashboard. “Dari dashboard kita bisa melihat siapa saja anak yang dibantu, siapa saja yang membantu bisa dilihat by name by address (sesuai nama dan alamat), bagaimana perkembangan dari bulan ke bulan, dan bagaimana nanti di masa akhir bantuan, apakah mereka bisa keluar dari ancaman stunting,” ungkapnya.
Ia menyebut, bukan hanya dari unsur pemerintah yang membantu, tapi juga dari pihak swasta dan lainnya. “Bantuan tidak melalui BKKBN, jadi BKKBN tidak menerima uang, tetapi langsung dari orang tua asuh kepada anak asuh. Semua sangat transparan,” tandas Eka.
Eka menyampaikan, dalam kabinet Prabowo, BKKBN berubah menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. “Kita patut bangga karena setelah sekian lama ada satu Kementerian yang mengurusi Kependudukan. Kementerian ini adalah Kementerian negara maju, karena tidak banyak negara lain yang memiliki. Hal ini tak lepas dari keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan jumlah penduduk,” ungkapnya.
Ditambahkan, dari sisi struktur penduduk, Indonesia mengalami perubahan penduduk usia kerja yang lebih tinggi (usia15-64). Ini yang akan memberikan peluang bagi Indonesia untuk memanfaatkan bonus demografi yang akan memuncak antara 2022-2037. “Tapi rasanya sekarang bonus itu sudah pelan-pelan meninggalkan kita. Sebagai contoh adalah Provinsi Yogyakarta, dimana bonus demografi, sudah lewat. Sementara angka kemiskinan masih ada,” jelasnya.
Dari sisi kualitas penduduk, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang besar karena prevelensi stunting yang masih sebesar 21,5 persen (SKI 2023), sementara target angka stunting 2024 adalah turun menjadi 14 persen.
Asisten Pemerintahan & KesRa Setda Prov Jateng, Dra. Ema Rachmawati berharap, tidak hanya pemerintah saja yang memiliki tanggung jawab soal stunting, namun seluruh pihak baik BUMN, BUMD, swasta, maupun perorangan untuk terlibat aktif dalam upaya pencegahan stunting.
Ia menyebut akan menyurati semua unsur yang terlibat dalam Genting ini untuk meminta komitmennya. “Kita minggu depan akan menyurati semua unsur yang terlibat dalam Genting untuk meminta komitmennya, mereka mau menyumbang apa akan kita data,” tuturnya.
Dalam launching Genting secara simbolis BKKBN Provinsi Jawa Tengah menyerahkan paket bantuan kepada 10 orang penerima manfaat.
Ning S
.