blank
Seorang WBP Lapas Semarang mengikuti pelatihan Barista. Foto: Ning S

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Penutupan pelatihan Barista yang diikuti lima warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Semarang dilaksanakan pada Jumat (22/11/2024).

Kepala Bidang Kegiatan Kerja (Giatja), Muhammad Bahrun berharap, ilmu yang sudah didapat selama pelatihan tidak hanya sebatas disimpan di dalam pikiran, tapi bisa digunakan sebagai bekal ketika warga binaan bebas nanti.

“Saya mengimbau untuk tidak puas dengan ilmu yang didapat sekarang, perdalamlah, dan kembangkan ilmu yang diperoleh selama 10 hari pelatihan. Kalian disini menjadi orang yang terpilih dari 1471 warga binaan untuk mengikuti pelatihan barista ini,” ujar Bahrun.

Ia menambahkan, kegiatan positif ini juga untuk menghilangkan stigma negatif bahwa warga binaan di Lapas bukan hanya berdiam diri di kamar sel, tetapi juga berhak mendapatkan modal dasar ilmu untuk dimanfaatkan kedepannya.

Riqki Maulana selaku Instruktur Pelatihan BBPVP dari Roastary Management Café mengatakan, bahwa antusiasme para warga binaan terus meningkat selama awal pelatihan hingga hari penutupan pelatihan.

“Mereka bersemangat saat hari pertama saya melakukan pelatihan disini sampai sekarang. Mereka cepat menyerap ilmu-ilmu yang disampaikan selama pelatihan, seperti ilmu mengenai mengelola bahan baku kopi, mengoperasikan mesin roasted kopi, mengelola perlengkapan pembuatan kopi, dan bagaimana cara melayani costumer dengan baik,” terang Riqki.

Kepala Lapas (Kalapas) Kelas I Semarang, Usman Madjid mengaku bangga karena selama pelatihan Barista ternyata para WBP mampu menyerap dengan cepat ilmu yang diberikan oleh pelatih terkait dunia Barista dan kopi.

“Seperti yang disampaikan instruktur pelatih, mereka belajar dan berkembang dengan cepat, mulai dari mengenal dasar rasa kopi, jenis kopi, jenis kecocokan pengolahannya, dan lainnya. Saya berharap ilmu yang mereka peroleh dapat berguna ketika mereka bebas,” ungkap Kalapas.

Salah satu peserta (WBP), Ryan mengungkapkan rasa syukurnya karena dapat menjadi orang terpilih dalam kegiatan pelatihan Barista kali ini.

“Terima kasih sudah diberi kesempatan mengikuti pelatihan Barista, dan kami bisa mendapat ilmu baru yang tentunya bisa menjadi bekal kehidupan dan harapan bagi kami setelah bebas nanti,” ucap Ryan.

Diselenggarakannya pelatihan Barista ini merupakan bentuk implementasi PKN (Pelatihan Kepemimpinan Nasional) Tingkat II dari Kalapas Kelas I Semarang, Usman Madjid yang berjudul “Strategi Membangun Program Pembinaan Kemandirian Berkelanjutan Antara Lapas Kelas I Semarang dengan Bapas Kelas I Semarang”.

Ning S