blank
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon.

JEPARA (SUARABARU.ID)- Pantai Teluk Awur yang terletak di Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara ternyata menyimpan banyak misteri terkait dengan keberadaan benda-benda purbakala yang masih berada di bawah laut.

Hal ini terungkap dalam dialog interaktif bertajuk “Menjaga Kelestarian Benda Diduga Cagar Budaya Bawah Air (CBBA)” di Radio Kartini pada Kamis, (21/11/2024) yang dipandu oleh moderator Muhammad Safrudin selaku Sub Koordinator Bidang Media Massa Diskominfo Kabupaten Jepara.

Seperti diketahui, sejumlah 18 Obyek Diduga Cagar Budaya (ODCB) berhasil diangkat dari Perairan Teluk Awur. Benda-benda itu berupa 1 bahan andhesit, terakota, kayu, fragmen, gerabah, dan guci.  Proses penelitian dan pengangkatan ini telah dilakukan sejak tahun 2023. Hasil temuan itu menjadi pehatian Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon yang berkunjung ke Jepara beberapa waktu lalu.

Rokhman selaku Petinggi Teluk Awur bercerita bahwa pada 2023 lalu, Balai Pelestari Kebudayaan dari Kemenbudristek Wilayah X Yogyakarta sudah melakukan penelitian. Rupaya, terdapat ODCB di beberapa titik diduga obyek cagar budaya. Kemudian, dilakukan pengamatan selama kurang lebih 10 hari

“Sebenarnya banyak sekali hanya saja dari tim melakukan penyelaman 2 mill dari pantai di lokus 60 meter ke empat arah sehingga dapat diangkat 18 temuan benda,” tutur Rokhman.

“Kalau diperluas ke selatan bisa jadi lebih banyak karena ada bekas kerajaan Bodrolangu,” ungkap Rokhman.

Rokhman menambahkan jika dilihat dari bentuknya, temuan diduga cagar budaya berasal dari zaman perdagangan laut. Perlu pengkajian dan ketika sudah diketahui cagar budaya maka perlu dilindungi. “Perlu juga ada narasi bahwa benda ini ditemukan sebagai literasi untuk anak cucu kita,” kata Petinggi Teluk Awur itu.

Disinyalir, Teluk Awur diduga banyak memiliki cagar budaya lain. Sebab, baru sedikit yang bisa diangkat dan bisa diteliti. Disamping telah ditemukannya benda diduga cagar budaya di bawah air, Teluk Awur juga di memliki cagar budaya darat.

“Karena kita punya peninggalan sejarah berupa makam dan petilasan. Yang terkenal Mbah Jogo Laut, Mbah Kiai Jasad, Mbah Jogo Wongso, Mbah Den Ayu Roro Kuning, serta Mbah Kiai Wurung. Ada 5 wali yang kita rawat dan kita ziarahi,” cerita Rokhman.

Ketika ditanya harapannya, pemimpin Desa Teluk Awur memiliki misi untuk mengubah persepsi pada desanya selama ini. Sebelumnya, Teluk Awur dikenal sebagai desa orang yang ngawur. “Tujuan kita memang ingin Desa Teluk Awur menjadi desa yang tenang , karena slogan kita Teluk Awur Misuwur,” tandas Rokhman.

ua/diskominfo