blank
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, memberikan keterangan pers terkait sosialisasi pembayaran cashless menggunakan QRIS di sela-sela rapat sidang paripurna DPRD Kota Semarang, Rabu 20 November 2024. foto : hery priyono

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Terus mengembangkan diri sebagai smart city, Kota Semarang terus melakukan sosialisasi penggunaan sistem pembayaran secara digital dalam setiap kegiatan transaksi.

Bahkan, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mendorong seluruh warga masyarakat serta pedagang atau merchant untuk menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dalam setiap transaksi ekonomi sehari – hari.

“Sosialisasi itu (penggunaan QRIS) sekarang kita dalam setiap kegiatan pakainya QRIS atau cashless di semua kegiatan,” katanya di sela-sela rapat sidang paripurna DPRD Kota Semarang, Rabu 20 November 2024.

QRIS sendiri adalah standar pembayaran menggunakan QR Code yang dikembangkan oleh Bank Indonesia. QRIS bertujuan untuk mempermudah, mempercepat, dan menjaga keamanan proses transaksi dengan QR Code.

Tak hanya kegiatan perdagangan pada umumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sendiri melalui Tim Percepatan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) bahkan mendorong penggunaan sistem digital untuk mempermudah transaksi semua jenis pelayanan di Pemkot Semarang.

“Penerapan sistem pembayaran administrasi menggunakan QRIS ini di setiap pelayanan selain memudahkan warga masyarakat, juga menjamin keamanan keuangan pemerintah daerah karena dinilai aman dari kebocoran,” katanya.

Selama ini, pihaknya telah berkeliling dan mengajak pedagang pasar tradisional dan PKL untuk memanfaatkan QRIS. Penggunaan transaksi digital melalui QRIS ini menurut Mbak Ita akan memberikan beragam keuntungan, utamanya dalam kemudahan transaksi para konsumen.

Terbaru, Mbak Ita mengungkapkan, per 1 Desember 2024 dari kebijakan Bank Indonesia sendiri akan membebaskan biaya untuk pembayaran cashless QRIS untuk nilai transaksi dibawah Rp 500 ribu.

“Selama ini kendalanya itu yang paling dirasakan masyarakat kan karena berbiaya (kalau pakai QRIS). Tapi, sekarang dengan nilai transaksi dibawah Rp 500 ribu itu free of charge alias bebas biaya, maka itu semoga bisa mempercepat orang menjadi cashless society,” katanya.

Kepada para pedagang, Mbak Ita juga telah mensosialisasikan pedagang di pasar-pasar untuk menggunakan QRIS. Karena dengan menggunakan QRIS juga akan secara otomatis menghindari kebocoran-kebocoran dari pendapatan retribusi maupun pendapatan asli daerah (PAD).

HP