WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Bencana alam puting beliung, Minggu petang (17/11/24), melanda wilayah Desa Pucung, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri. Menumbangan pepohonan dan merusak setidak-tidaknya 12 rumah hunian warga.
Tidak ada korban jiwa, tapi bencana meteorologi berupa hujan angin ini, sempat membuat masyarakat dilanda kepanikan. Mereka menuturkan, awalnya langit terlihat kelam oleh mendung yang pekat, kemudian mendadak turun hujan deras yang disertai angin kencang. Ini membuat masyarakat dilanda kepanikan.
Spontan, mereka beramai-ramai memukul kentongan secara bersahut-sahutan. Ini dilakukan, sebagai pertanda adanya bahaya bencana alam, dan menjadi isyarat untuk meningkatkan kewaspadaan serta bersikap berhati-hati, dalam upaya menyelematkan diri bersama anggota keluarganya.
Tokoh masyarakat Kecamatan Eromoko, Wonogiri, Sunyoto, menyatakan, puting beliung itu melanda kawasan pemukiman penduduk di Dusun Pucung Lor, Desa Pucung, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri. ”Kami mendapatkan khabar, setidak-tidaknya ada 9 rumah warga yang rusak,” jelasnya. Mantan Anggota DPRD Kabupaten Wonogiri ini, menyebutkan, diantara rumah yang rusak itu adalah milik Ustadz Muhammad Zakaria.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Trias Budiono, semalam, membenarkan telah terjadi bencana alam hujan angin. Awalnya, dilaporkan rumah warga yang rusak sebanyak 9 rumah. Tapi berdasarkan laporan tertulis yang dilayangkan Kepala Desa (Kades) Pucung, Ashari, jumlah rumah warga yang rusak totalnya sebanyak 12. Ke-12 rumah tersebut dihuni oleh sebanyak 49 jiwa (orang).
Bagian Atap
Ke 12 rumah warga yang rusak itu berada di wilayah Rukun Tetangga (RT) 01/Rukun Warga (RW) 05. Terdiri atas rumah milik Marsiyo yang dihuni 2 orang, rumah Parjan (6 jiwa), rumah Haryanto (4 jiwa), rumah Yoto (6 jiwa), rumah Supri (4 jiwa), rumah Muhammad Zakaria (6 jiwa), rumah Sukirno (6 jiwa), rumah Harmini (3 jiwa), rumah Marsiyem (1 jiwa), rumah Umbarno (4 jiwa), rumah Bejo (4 jiwa) dan rumah Sutanto (3 jiwa).
Jenis kerusakan pada umumnya pada bagian atap rumah, yakni gentingdan atap dari lembaran seng serta asbes berterbangan, kayu kerangka atap usuk dan reng rusak. Kerusakan pada bagian atap ini, menyebabkan guyuran air hujan masuk ke dalam rumah.
Kronologi kejadiannya, dilaporkan, Pukul 16.00 langit bermendung pekat. Kemudian mendadak turun hujan lebat, yang disusul munculnya angin kencang. Ini berlangsung sampai Pukul 17.30. Begitu hujan reda, warga masyarakat bersama para relawan siaga bencana dari Desa Tangguh Bencana (Destana) dan Pamong Desa, berupaya memberikan pertolongan darurat. Yakni menyelamatkan barang-barang dan mengevakuasi warga yang rumahnya rusak.
Bersamaan itu, juga melakukan pendataan korban dan membantu menyingkirkan puing-puing kerusakan, seperti genting, lembar seng dan asbes, serta kerangka atap. Kerja bakti gotong royong, rencananya akan diteruskan Senin (18/11/24) besok.(Bambang Pur)