ESTO, nama ini bagi warga Salatiga, karena sudah sekitar jelas sangat tidak asing. ESTO adalah Perusahaan angkutan umum, termasuk yang tertua di Indonesia. ESTO sendiri adalah singkatan Eerste Salatigasche Transport Onderneming.
Perusahaan bus ESTO diririkan oleh Kwa Tjwan Ing sejak 1921 atau sudah 103 tahun lalu dan beroperasi mulai 1923. Perusahaan angkutan ini sempat berhenti operasi tahun 1942, karena keadaan waktu itu yang tidak memungkinkan. Kemudian beroperasi kembali dan menjadi sarana transportasi penting bagi mobilitas warga Salatiga dan Ambarawa, karena bus ini bertrayek di dua kota tersebut.
Sayang, karena perkembangan transportasi yang pesat, warga sudah banyak yang memiliki kendaraan sendiri, maka bus ESTO kemudian makin mundur. Dan, tahun 2016 terpaksa, ESTO menghentikan operasionalnya.
Tetapi, nama ESTO memang tak pernah pudar. Sebab nama ESTO bukan hanya ikon angkutan umum, bus bertrayek Salatiga-Ambarawa PP. Keberadaan bus ESTO dengan garasinya di Jalan Langensuko, di kawasan depan Pasar Salatiga di Jalan Jenderal Sudirman inilah yang menjadikan nama ESTO tidak pudar.
Soto ESTO, meski tidak lagi berlokasi di garase bus ESTO, tetapi nama itu tetap dipakai. Dan, pelanggan tidak seulit mencari karena hanya pindah di depan Lokasi lamanya. Foto: Umbu FranklynCeritanya, di garasi ESTO itulah terdapat warung soto. Karena ada di garasi ESTO maka dikenal sebagai Soto Esto. Soto Esto ini ada sejak tahun 1953. Sudah hampir 70 tahun, dan diyakini, cita rasanya tidak berubah sampai kini.
Memang, Soto ESTO kini tidak ada di garasi bus legendaris itu, tetapi pindah di seberang jalan bekas garasi itu, dan gampang dicari karena lokasinya ada di bagian samping kanan Hotel Gran Wahid Salatiga.
Tetap Diminati
Soto termasuk ke dalam kuliner lama bahkan bolehlah disebut sebagai makanan tradisional. Namun di berbagai kota, warung atau rumah makan soto selalu saja diserbu pembeli. Demikian pula dengan Soto Esto ini.