Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas menyerahkan Piagam Penghargaan kepada Pjs Bupati Kebumen Boedyo Dharmawan, di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Jakarta Selatan, Selasa (8/10).(Foto:SB/Kominfo Kbm)

JAKARTA (SUARABARU.ID) – Lagi Pemerintah Kabupaten Kebumen melalui Puskesmas Kebumen II Meraih Penghargaan Atas Inovasi Mi Keriting (Makanan Instan Cegah Kerdil dan Stunting).

Penghargaan kali ini Sebagai Top Inovasi Pelayanan Publik Kelompok Keberlanjutan Tahun 2024 dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menteri PANRB).

Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas kepada Pjs Bupati Kebumen Boedyo Dharmawan pada Gebyar Pelayanan Prima Tahun 2024 bertajuk “Wujudkan Ekosistem Pelayanan Publik Transformatif, Inovatif dan Inklusif” di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Jakarta Selatan, Selasa (8/10).

Boedyo mengapresiasi inovasi dari jajaran Puskesmas Kebumen II dalam menciptakan makanan untuk mencegah stunting, yakni Mi Keriting. Inovasi seperti ini dinilai bagus untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, dan harus bisa dikembangkan.

“Ini salah satu inovasi yang bagus yang bisa dijadikan contoh bagi puskesmas lain untuk mengembangkan inovasinya. Tanpa inovasi dan ide kreatif tentu apa pun sektornya tidak akan berkembang, dan kalah dengan zaman,”ujar Boedyo.

Pjs Bupati Kebumen Boedyo Dharmawan didampingi Kepala Dinas Kesehatan PPKB Iwan Danardono dan jajaran serta Kepala DPMTPSP Dyah Woro Palupi di Jakarta, Selasa 8/10.(Foto:SB/Kominfo Kbm)

Mi yang diproduksi ini bukan seperti mi instan pada umumnya, namun dibuat dengan bahan khusus sehingga mengandung gizi yang baik untuk pertumbuhan. Mi Keriting ini merupakan makanan sehat yang terbuat dari bahan dasar tepung ganyong dan daun kelor.

Tepung ganyong dan daun kelor dipilih karena keduanya memiliki kandungan protein, zat besi, fosfor dan zinc yang dibutuhkan untuk mencegah stunting. Bentuk olahannya pun ada banyak varian, di antaranya coco crunch, bit mie, cheese puff, crunchy, oatmeal dan juga nastar.

“Penanganan stunting tidak bisa dilakukan sendiri, harus bersama-sama. Harus ada gotong royong antara pemerintah dengan masyarakat, karena itu saya berharap inovasi Mie Keriting ini bisa membuka wawasan kita untuk membuat ide-ide baru untuk mendukung percepatan penanganan stunting di Kebumen,” imbuhnya.

Produk tersebut menjadi makanan tambahan untuk balita selama masa pertumbuhan. Menurut PJs Bupati, makanan ini perlu dikembangkan dan diproduksi lebih banyak untuk diberikan kepada balita yang rawan stunting sehingga bisa membantu pertumbuhan anak.

“Kita berharap inovasi Mi Keriting ini bisa direplikasi serta mengembangkan apa yang menjadi inovasi dari pemerintah daerah dalam hal penanganan stunting. Karena untuk mencari gizi yang seimbang tidak harus dengan yang mahal-mahal, cukup dengan dari bahan dasar tepung ganyong dan daun kelor,”harapnya.

Berdasarkan hasil survei dari Kementerian Kesehatan, angka stunting di Kebumen sudah di bawah 10 persen.

Atas capaian itu, Pemkab Kebumen tahun 2024 ini mendapat insentif fiskal dari Pemerintah Pusat sebesar Rp 5,6 miliar. Hal itu tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 353 Tahun 2024 tanggal 1 September 2024. Insentif tersebut naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp 5 Miliar.

Komper Wardopo