Salah satu pemateri dalam pelatihan 'HIMKI Bootcamp'.

JEPARA (SUARABARU.ID)- Berbagai langkah strategis dilakukan oleh Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Kabupaten Jepara untuk mengatasi lesunya pasar mebel di Bumi Kartini.

Belum lama ini HIMKI Jepara menggelar pelatihan “HIMKI Furniture Bootcamp”. Dihadiri oleh Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur, Sekjend HIMKI Maskur Zaenuri, pelatihan yang digelar di Palm Beach Hotel ini juga dihadiri para pengurus HIMKI dan peserta dari anggota HIMKI baik dari dalam maupun luar daerah.

Para peserta HIMKI Bootcamp dari berbagai daerah.

Diakui atau tidak, pasca pandemi Covid-19 dan kelesuan pasar global membuat industri mebel sulit untuk bangkit. Bahkan pertumbuhan kinerja ekspor mebel di negara tetangga, Vietnam jauh lebih berkembang dibanding Indonesia.

Menurut Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur, langkah yang dilakukan salah satunya adalah perlunya pengembangann desain, inovasi dan efisiensi.

“Kita perlu memahami filosofi Monozukari Jepang. Monozukuri berarti sikap memiliki semangat untuk menciptakan dan memproduksi produk-produk unggul yang diimbangi dengan kemampuan untuk terus menyempurnakan proses dan sistem produksi di dalamnya”, ujar Abdul Sobur dalam sambutanya.

“Filosofi Monozukuri ini menekankan pada pentingnya proses produksi yang sarat dengan kedisiplinan, ketelitian, kesungguhan, yang dilaksanakan secara konsisten”, lanjutnya.

Lebih jauh Abdul Sobur mengugkapkan bahwa filosofi ini telah berakar selama satu milenium pada masyarakat Jepang, dan telah berhasil mengantarkan negara Jepang menjadi kekuatan ekonomi terbesar dunia setelah Amerika.

“Berbekal filosofi ini, perusahaan di Jepang, Toraya berhasil melahirkan berbagai inovasi sistem teknologi pendukung industri sehingga mampu bertahan 445 tahun lebih”, tandasnya.

Mengatasi masalah

Ada tiga tujuan diselenggarakannya pelatihan HIMKI Furniture BootCamp. Pertama, meningkatkan kompetensi teknis para peserta sehingga dapat mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja (knowledge, skill dan attitude) yang dibutuhkan dalam industri furniture dan kerajinan dalam aspek teknik produksi dan standarisasi produk.

Kedua, meningkatkan kapasitas dan kualitas untuk mengelola usaha mebel berkualitas ekspor sesuai dengan persyaratan mutu dan permintaan pasar global. Ketiga, dapat memajukan industri furniture dan kerajinan di kawasan sentra permebelan dan sekitarnya.

Sasaran dan penerima manfaat pelatihan ini adalah 37 industri kecil menengah (IKM ) mebel anggota HIMKI dari 18 wilayah DPD HIMKI di sentra sentra baik di Jawa maupun luar Jawa yang telah memproduksi produk mebel maupun calon IKM mebel yang mempunyai potensi kemampuan yang layak untuk mengembangkan usahanya di bidang permebelan.

ua