Beberapa tokoh mencicipi kopi Liberika Kebumen di rumah produksi Kopi Kabumian Desa Klegenwonosari, Kecamatan Klirong, Selasa 1/10.(Foto:SB/RP Kopi Kabumian )

KEBUMEN (SUARABARU.D) – Ada yang spesial dari acara memperingati Hari Kopi Sedunia 1 Oktober 2024 di rumah produksi Kopi Kabumian, Desa Klegenwonosari, Kecamatan Klirong, Kebumen.

Pada Selasa (1/10) sore itu rumah produksi Kopi Kabumian menggelar acara sedehana, namun bernuansa mewah karena mempromosikan cita rasa dan sejumlah keunggulan kopi Liberika Kebumen sebagai kopi terbaik se Nusantara.

Sejumlah tokoh penting di daerah Kebumen pun hadir dan memberi testimoni pada acara yang berlangsung di kediaman keluarga Totok Waluyatmoko, sekaligus pemilik rumah produksi Kopi Kabumian.

Mereka yang hadir Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen Frans Haidar, penggiat Badan Pengelola Geopark Kebumen Hery Setyanto yang juga mantan Asisten I Sekda dan mantan Kepala Dinas Pariwisata Kebumen.

Hadir pula konsultan kehutanan bertaraf internasional Untung Karnanto alias Kaki Langka, penyuluh kehutanan Triyono, pemilik Cafe Gilingan Pari Gombong Pauline, Ketua Kelompok Petani Kopi Kalibening Karanggayam Sobirin, Ketua Kelompok Petani Hutan Semanda Sarno.

Ada pula penggiat sosial dan difabel Hardi Nugroho, aktivis Geopark Youth Forum Kebumen, barista, penulis buku dan tour guide mancanegara beberapa pecinta kopi.

Totok Waluyanto menjelaskan, peringatan Hari Kopi Sedunia 2024 itu mengundang berbagai pihak terkait guna mendukung perkembangan industri kopi lokal sebagai potensi kekinian daerah. Khususnya mengangkat potensi kopi Liberika Kebumen sebagai produk unggulan daerah.

Sebagai pemilik Kopi Kabuman, Totok pun mengharap para pihak tersebut berpartisipasi dalam acara ini guna memperkenalkan dan mempromosikan kopi Liberika Kebumen.

Meracik kopi Liberika Kebumen di rumah produksi Kopi Kabumian, Selasa 1/10..(Foto:SB/RP Kopi Kabumian)

Sebab kopi Liberika Kebumen telah diproses dengan teknik tinggi hingga berhasil mengungguli kopi-kopi Nusantara dan meraih Juara Favorit Cupping pada 2nd Indonesia Premium Coffee Forum and Expo di JCC Jakarta, tahun 2023 lalu.

Festival Kopi Helsinki

Hebatnya, Kopi Kabumian pada bulan April tahun 2024 ini juga ikut berpatisipasi dalam even besar Festival Kopi di Helsinki Finlandia.

Prestasi dari Kopi Kabumian ini diharapkan mendorong semangat dan memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi petani kopi Liberika Kebumen, yang saat ini sudah mulai langka.

“Kami sebagai bagian dari upaya mengangkat kopi Liberika sebagai ikon kopi Kebumen, Kopi Kabumian terus melakukan riset dan pengembangan terhadap proses pengolahan kopi Robusta dan Liberika,”tandas Totok.

Pihaknya juga menyelenggarakan Cupping Test hasil riset terbaru, yang memberikan kesempatan kepada para peserta, termasuk para tamu dan penikmat kopi untuk mencicipi dan mengevaluasi kualitas terbaik dari kopi Kebumen.

Dari kegiatan dengan tema “Kopi Liberika Kabumian menuju ikon kopi Kebumen” ini, para tamu mengaku puas dan merasak sensasi kopi Liberika Kebumen sebagai kopi unggulan daerah.

Totok memaparkan, Kopi Kabumian hanyalah rumah produksi kopi kecil di Desa Klegenwonosari RT 3 RW 2, Kecamatan Klirong, Kebumen selatan, yang senyap keberadaannya.

Namun ada semangat membara untuk membangun identitas kopi Kebumen dan mempopulerkannya sebagai ikon kopi  khas daerah.

Pada Hari Kopi Internasional 2024 organisasi Kopi Internasional mengajak sektor kopi agar merangkul kolaborasi untuk aksi kolektif dengan pesan: “Kopi, Ritual Harian Anda, Perjalanan Bersama Kita”

“Berangkat dari pesan tersebut, kopi Kabumian mengajak semua pihak yang terlibat dalam perjalanan panjang menuju secangkir kopi hadir di acara Cupping Test Kopi Liberika Kebumen,”tandas Totok.

Totok juga mengaku masih ada beberapa hal mendasar dan menjadi keprihatinan dalam menyikapi perkembangan kopi lokal. Ada masalah serius pada kondisi kopi Kebumen yang nyaris tanpa suara.

Kemudian kesulitan petani kopi pada akses pengetahuan yang mengakibatkan produksi kebun kopi jauh di bawah rata-rata.

Bahkan langkanya kopi Liberika Kebumen yang telah ditinggalkan petani berdampak serius menuju kepunahan karena tidak memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Namun di balik keprihatinan dan kelangkaan kopi Liberika, ada titik cerah dan harapan di depan. Kopi Liberika hasil uji coba kopi Kabumian membuahkan harapan baru karena menjadi pemenang favorit pada lomba cupping di even “ 2nd Indonesia Premium Coffee Forum and Expo” yang berlangsung di JCC Jakarta bulan September 2023 lalu.

Kala itu Kopi Liberika Kebumen berhasil mengalahkan kopi-kopi istimewa dari Gayo, Ijen, Gunung Halu, Lampung dan kopi Nusantara lainnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kebumen Frans Haidar berdiskusi dengan para penikmat kopi di Hari Kopi se Dunia 1/10.(Foto:SB/RP Kopi Kabumian)

Kopi Kabumian juga menjadi bagian dari bioproduct Geopark (taman bumi) Kebumen yang tinggal menunggu hasil ketetapan sebagai Unesco Global Geopark , karena berasal dari daerah-daerah yang ditetapkan menjadi daerah Geopark Kebumen.

Dari testimoni beberapa pencicip kopi yang bisa dipertanggungjawabkan, kop Liberika hasil fermentasi Totok Waluyatmoko, memang memiliki aroma buah yang sangat kuat yang tidak ditemukan pada kopi Liberika daerah lain. Bahkan aroma buah yang muncul jauh lebih kuat dibandingkan dengan hasil fementasi arabika Gayo wine.

Namun tantangannya, kopi Liberika saat ini sangat sulit didapatkan. Dengan adanya pertemuan berbagai pihak dalam acara Cupping Test ini, diharapkan masa depan keberadaan kopi Liberika Kebumen yang berkualitas bisa diselamatkan dan diharapkan bisa menjadi ikon kopi Kebumen.

Sinergi dengan Kafe

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kebumen Frans Haidar menyarankan agar segera ambil langkah-langkah yang efektif agar kopi Liberika bisa menjadi kopi Kebumen.

Frans juga berharap, Kopi Kabumian harus melangkah cepat untuk bisa mempopulerkan kopi Liberika Kebumen. Misalnya, membangun sinergi  dengan kafe-kafe di Kebumen. Bisa juga dengan membuka kafe sendiri yang menyediakan kopi asli Kebumen.

Menurut Frans, Kopi Kabumian juga bisa bekerja sama dengan komunitas kopi Kebumen untuk aktif membuat even-even kopi di Kebumen.

“Silahkan bekerja sama dengan pelaku wisata agar bisa menarik wisatawan mampir untuk mencicipi kopi Kebumen sehingga bisa mempercepat akselerasi, ini potensi yang sangat besar,”tandas Frans.

Sedangkan Untung Karnanto mengaku masih prihatin dengan kondisi kopi Kebumen, karena sering ke cafe di Kebumen dan meminta kopi asli Kebumen, tetapi tidak menemukannya.

Menurut Karnanto, dibutuhkan sosok-sosok perkopian yang mendampingi petani kopi untuk meningkatkan produksi dan kualitas kopi Kebumen

“Jujur saya prihatin dengan label produk kopi dengan gimmick-gimmick “kopi Kebumen” namun kopinya berasal dari daerah luar Kebumen,”tukas Kaki Langka.

Karnanto pun meminta dengan sangat agar Kopi Kabumian tetap menjaga etika dan konsisten untuk selalu memakai kopi asli dari Kebumen.

Bahkan Karnanto juga mengkritik anak-anak muda sekarang lebih tertarik pada bisnis hilir kopi, seperti bisnis roastery, barista dan bisnis cake. Anak-anak muda tidak tertarik pada bisnis hulu kopi. Padahal kunci pertama kualitas kopi ada di tangan petani.

“Saya bermimpi di masa yang akan datang bisa memberikan apresiasi hasil kerja para petani dengan menuliskan nama para petani pada label produk kopi Kabumian,”ucap Karnanto.

Hery Setyanto menyatakan, Kopi Kabumian bisa membuka cafe di daerah Klirong, karena diperkirakan pintu masuk tol ada di daerah sekitar Klirong. Perlu kerja sama antara petani kopi dengan Perhutani dan Kehutanan sehingga produk kopi bisa meningkat terus

Triyono, penyuluh hutan siap memberikan perhatian khusus pada daerah Pagerjawa Desa Kalibening untuk proyek penggabungan pohon kopi dengan kaliandra, yang akan menghasilkan produk kopi dan madu klanceng.

Komper Wardopo