blank
Personel Damkar Pemkab Wonogiri, melakukan penuntasan pemadaman api dengan menyemprotkan air dari mobil brandweer.(Damkar Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Masyarakat diseru untuk tidak sembrono memperlakukan api. Dalam sehari, Jumat (9/8/24), terjadi dua musibah kebakaran di Kabupaten Wonogiri. Yakni kebakaran di Kecamatan Pracimantoro dan di Kecamatan Wonogiri Kota.

Kepala Satpol-PP Kabupaten Wonogiri, Joko Susilo, dan Kabid Pemadam Kebakaran (Damkar) Joko Prayitno, melalui Koordinator Lapangan, Sriyanto Kembo, menyatakan, dalam kurun waktu 7,5 bulan terakhir (Januari-Agustus 2024), di Kabupaten Wonogiri telah terjadi 29 kali musibah kebakaran. Terdiri atas 15 kebakaran rumah, 8 kebakaran lahan dan 6 kebakaran kandang ternak.

Sementara itu, kebakaran di Kecamatan Pracimantoro terjadi pada rumah miik warga di Dusun Sambeng, Desa Sedayu (sekitar 45 Kilometer arah barat daya Kota Wonogiri). Pemicu kebakaran masih diselidiki oleh petugas. Ada dugaan, berasal dari konsleting jaringan terpasang listrik di bagian gudang. Yang lokasinya menyatu dengan dapur dan rumah induk.

Pemadaman, awalnya dilakukan warga dengan memperoleh bantuan 1 unit mobil tangki air yang biasa memberikan pelayanan penjualan air kepada masyarakat. Untuk menuntaskan pemadaman, dilakukan oleh 4 personel Damkar dari Pos Baturetno bersama 3 Anggota Damkar yang bertempat tinggal di Kecamatan Pracimantoro.

Bantuan Tim Damkar dari Markas Induk Kota Wonogiri bersama mobil brandweer, datang dipimpin oleh Komandan Regu (Danru)-1 Ndaru Suparno Paing. Pemadaman dilakukan dengan mendapatkan bantuan dari para personel Polsek dan Koramil Pracimantoro, Pamong Desa Sedayu dan warga masyarakat.

Untuk kebakaran di Kecamatan Wonogiri Kota, lokasinya di Lingkungan Gerdu RT 1/RW 5, Kelurahan Giripurwo. Pemadaman dilakukan oleh Regu-4 dar Markas Induk Damkar Kota Wonogiri Pimpinan Danru Rudi.

Warga menyatakan panik, saat melihat rumpun bambu yang berdekatan dengan pemukiman, tahu-tahu sudah berkobar pada Pukul 04.30. Ada dugaan, itu merupakan api pembakaran sampah yang dilakukan oleh orang yang mengalami gangguan jiwa. Maksudnya, untuk menghangatkan badan di cuaca yang dingin dinihari. Tanpa disadari, api berkobar dan meluas tanpa dapat dikendalikan.(Bambang Pur)