blank
Sejumlah pelajar mengikuti kegiatan edukasi mitigasi bencana gempa bumi. Foto: Diskominfo Batang.

BATANG (SUARABARU.ID) – Setelah gempa berkekuatan 4,4 magnitudo mengguncang Kabupaten Batang pada 7 Juli 2024 lalu, mengakibatkan kerusakan pada 271 rumah dan puluhan fasilitas umum, masyarakat di desa-desa terdampak berupaya melakukan evakuasi mandiri.

Tragedi ini menyoroti pentingnya edukasi mitigasi bencana, terutama di kalangan pelajar karena beberapa gedung sekolah juga terdampak.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang segera merespons dengan meningkatkan program edukasi mitigasi gempa melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah. Langkah ini bertujuan untuk meminimalisir dampak korban bencana di masa depan.

Kepala Disdikbud Batang Bambang Suryantoro Sudibyo, menegaskan komitmen mereka dalam mengedukasi siswa tentang mitigasi gempa.

“Satuan pendidikan di Kabupaten Batang telah menyelenggarakan edukasi mitigasi gempa, terutama pada saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) kemarin. Para siswa baru sudah diberikan pemahaman dasar tentang bagaimana menghadapi gempa,” katanya saat ditemui di Kantornya, Kamis (8/8/2024).

Menurut Bambang, beberapa sekolah telah memasukkan mitigasi gempa dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah saat tahun ajaran baru kemarin.

“Kami memperkenalkan siswa pada langkah-langkah penting seperti melindungi kepala saat gempa dan tindakan-tindakan lain yang dapat menyelamatkan nyawa. Sekolah-sekolah yang dekat dengan pusat gempa sudah melaksanakan mitigasi gempa. Terutama melalui kegiatan MPLS,” terangnya.

Edukasi mitigasi ini juga diintegrasikan dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), dan Patroli Keamanan Sekolah (PKS).

“Di sela-sela pelajaran, kami juga memberikan sesi khusus tentang mitigasi gempa. Kami ingin memastikan setiap siswa memahami pentingnya kesiapsiagaan bencana,” ujar dia.

Langkah proaktif dari Disdikbud Kabupaten Batang ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam, mengurangi risiko korban jiwa, serta mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi situasi darurat dengan bijak dan cepat.

Nur Muktiadi