blank
Darum Santi (46) menunjukkan karya sepasang Boneka Nona Kriwil berbusana adat Nusantara, di kediamannya, di Kelurahan Muktiharjo, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin 24 Juni 2024. (Foto: Diaz Azminatul Abidin)

Darum Santi (46), teramat resah pada limbah kain perca yang sukar terurai. Berbekal ketekunannya di dunia kerajinan, perempuan yang berprofesi sebagai guru sekolah dasar (SD) itu membuat karakter boneka baju adat nusantara memanfaatkan limbah kain perca. Boneka mungil itu dinamai ‘Nona Kriwil’, dengan menerbangkan empat pesan yakni, budaya, lingkungan, ekonomi kreatif, hingga pemberdayaan perempuan. Melalui logistik JNE, pesan-pesan perempuan asal Semarang itu diantar ke penjuru nusantara, bahkan terbang ke Asia Timur dan Eropa…”

WAKTU Darum Santi (46) cukup senggang. Guru di Sekolah Dasar (SD) swasta itu menikmati hari pertama liburan sekolah tahun ajar 2023-2024, saat penulis menyambangi kediamannya, di Kelurahan Muktiharjo Kidul, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin 24 Juni 2024.

Di depan garasi rumah Santi, beberapa kucing liar berbaring di sisi-sisi piringan berisi butir-butir makanan instan si anabul (anak bulu), sesaat sebelum penulis masuk melewati pintu depan rumah.

“Silahkan masuk mas. Tapi ini (stok boneka yang tersedia) sudah mulai berkurang. Kemarin sudah ada beberapa yang laku,” kata Darum Santi sembari menunjuk boneka yang tertata dalam larik-larik rak vertikal, dan serta di atas meja setinggi lutut kaki.

Sesaat usai Santi mempersilahkan masuk ke dalam rumahnya, karakter boneka baju adat Papua mencuri perhatian mata saya di antara puluhan lainnya. Pada pipinya tiga coretan putih tersemat, masing-masing di bagian kanan dan kiri.  Karakter boneka berbaju adat Papua berukuran sekira 10-15 sentimeter itu .

Karakter mungil itu berekspresi tersenyum dengan rambut keriwil, mengenakan baju rumbai jerami, berkalung manik-manik. Kemudian tersemat mahkota di Kepala berbulu warna-warni, dan coretan putih pada wajah. Boneka adat karya Darum Santi ini menyerupai baju adat Ewer dari Papua Barat.

Selain karakter baju adat Papua Barat, puluhan bahkan lebih dari seratus boneka itu punya ragam pakaian daerah lainnya. Ada boneka berkebaya Jawa, Bali, Sunda, Betawi. Ada pula boneka dengan kain lurik khas Indonesia Timur, ini juga menarik perhatian.

blank
Boneka Nona Kriwil berbalut busana adat Papua karya Darum Santi dalam kotak terbuka, di kediamannya Kelurahan Muktiharjo, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin 24 Juni 2024. (Foto: Diaz Azminatul Abidin)

Inspirasi dan Proses

Darum Santi menamai karyanya dengan merek ‘Nona Kriwil’. Kriwil merujuk kata ‘Keriwil’ yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti keriting menggantung. Tipikal rambut keriwil inilah yang menjadi keunikan karakter Boneka Nona Kriwil.

Dia menguraikan, Nona Kriwil merupakan sebuah karakter boneka dengan rambut keriwil, yang disulam menggunakan bahan benang wol . Kemudian untuk sematan pakaian kebaya, dan baju adat nusantara dijahit memanfaatkan limbah kain-kain perca seperti batik, lurik, dan kain tenun, serta lainnya.

“Sengaja (pakai) model rambut keriwil untuk kekhasan karakter ini. Kalau pada umumnya memang kebaya berambut konde, ini supaya unik dan menarik minat orang,” ucap dia.

Pada ukuran boneka yang dibuat Darum Santi ada tiga model, yakni 12 cm, 17 cm, dan 20 cm.Setiap ukuran dan model punya tingkat kesulitan yang berbeda dalam membuatnya.

“Lama proses pembuatan (setiap boneka) itu sebetulnya sekira 3 jam bila dari awal. Namun kalau membuatnya itu sebetulnya saya itu dalam skala banyak, misal bajunya dulu, lalu rambutnya, jadi lebih cepat. Begitu caranya,” kata dia.

Sekira pukul 09.30 WIB, Darum Santi mengeluarkan alat-alat untuk dipakai membuat boneka yang tampak menggemaskan itu. Ada benang wol, dakron, kain perca, bagian-bagian boneka seperti badan, kaki, kepala, dan lainnya. Kemudian peralatan, di antaranya lem tembak atau glue gun, jarum.

Sembari menunjukkan proses pembuatan boneka Nona Kriwil, dia bercerita banyak bagaimana mulai menggeluti kerajinan boneka sebagai usaha sampingannya. Profesi utama yang ditekuni sosok dengan rambut panjang sebahu itu yakni guru menggambar di salah satu sekolah dasar (SD) swasta di Kota Semarang.

“Kalau proses mulai dari mengisi dakron ke dalam kain yang dijahit berbentuk bagian-bagian badan boneka,” katanya.

Selanjutnya, dia harus merekatkan potongan badan boneka seperti tangan ke badan dengan lem bakar dan dijahit. Langkah sesudahnya, Darum Santi cekatan memotong kain-kain perca dan dibentuk baju adat nusantara.

“Yang terakhir proses menjahit benang wol pada bagian kepala. Ini pakai benang wol yang ditata menjadi rambut keriwil sebagai ciri khasnya. Sudah terbiasa jadi tidak terlalu lama, prosesnya,” ucap dia.

Jadilah boneka Nona Kriwil berbaju adat khas nusantara yang unik, hingga banyak diminati masyarakat lokal. Boneka Nona Kriwil karya Darum Santi juga telah dikirim ke berbagai wilayah di luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan. Karyanya juga telah terbang ke beberapa negara seperti Jepang, dan Swiss.

blank
Proses menyulam benang wol untuk bagian rambut pada bagian ke;pala Boneka Nona Kriwil, ditunjukkan Darum Santi di kediamannya Kelurahan Muktiharjo, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin 24 Juni 2024. (Foto: Diaz Azminatul Abidin)

Pesan Literasi Budaya dan Lingkungan

Semasa kecil Darum Santi memang sudah menyukai kerajinan. Kemampuan yang diembannya, didapat bermula saat masih sekolah mendapat pelajaran seperti menjahit atau menyulam. Sekian waktu yang membersamai dia, kemampuannya terus berkembang.

“Apalagi zaman dahulu saya kecil itu ada mata pelajaran seni kerajinan. Dahulu ada kan seperti menyulam, menjahit di sekolah,” katanya.

Seiring berjalannya waktu, dia mulai menyalurkan kegembiraannya akan kerajinan dengan membuat boneka-boneka suvenir berukuran kecil. Mulanya, kata dia, memang suka dengan kerajinan. Sejak 2012 mulai membuat kerajinan boneka-boneka (suvenir) apa saja.

Darum Santi mengutak-atik bermacam jenis-jenis boneka. Hingga dia merasa karya kerajinannya harus berbeda dan unik daripada yang lain.

Pada 2019, menjadi tahun tercetusnya ide membuat boneka dengan karakter rambut keriwil berpakaian kebaya dan adat nusantara, yang mampu menyampaikan pesan budaya atau kebangsaan.

Ada misi pesan untuk lebih mencintai lingkungan dalam karya boneka Nona Kriwil. Ya, bahan busana yang digunakan merupakan limbah kain perca yang didapat dari para penjahit. Adapun bahan yang didapat dari luar wilayah sesuai baju adat daerah seperti kain lurik khas Indonesia Timur.

“Alasanya pakai kain perca ya saya ingin membantu diri saya sendiri dan bumi pada umumnya. Saya banyak baca artikel tentang kain perca yang sulit diurai. Saya mulai dari diri saya sendiri untuk bergerak memanfaatkan kain perca yang tak digunakan lagi oleh penjahit di sekitar saya. Saya mintai untuk dibikin kerajinan,” katanya.

Setidaknya, dia telah melahirkan karya-karya boneka Nona Kriwil dengan baju adat sebanyak 18 provinsi dari seluruh Indonesia. Ada busana adat Jawa, Sunda, Bali, Nusa Tenggara, hingga Papua.

Boneke Nona Kriwil diperkenalkannya kepada publik sebagai pesan literasi dalam bentuk selain buku, mengenalkan budaya Nusantara kepada khalayak sekaligus berorientasi menjaga lingkungan.

“Tema baju adat nusantara dipilih juga karena saya ingin lestarikan budaya Indonesia. Memperkenalkan juga pada anak-anak, ini lho Indonesia itu kaya sekali (budayanya),” ucap Darum Santi.

Ekonomi Kreatif, dan Pemberdayaan Perempuan

Bukan perkara mudah memulai bisnis usaha kecil dan menengah (UMKM) ekonoim kreatif pada bidang kerajinan. Apalagi dirinya dan pelaku usaha lain harus melewati masa sulit saat Pandemi Covid 19 di Indonesia sejak Maret 2020.

Baru setahun memulai bisnis dengan ide baru tersebut, Darum Santi harus bertahan terhadap banyak pembatasan pergerakan saat itu. Dia tak lagi banyak mengikuti pameran-pameran UMKM di luar seperti mall, lokasi-lokasi luar ruangan (outdoor).

“Saya memilih banyak dirumah (tidak pameran di luar) saat itu mungkin ada dua tahun lebih,” katanya.

Seiring berjalannya waktu, kini usaha Nona Kriwil sudah bangkit kembali. Darum Santi sudah sering mengikuti pameran UMKM di luar bersama relasi sesama banyak perajin, dan pelaku ekonomi kreatif lainnya.

Dalam menggarap tiap-tiap pesanan, Darum Santi kini tidak lagi sendiri. Dia sudah mulai dibantu tenaga dari beberapa orang untuk membuat Boneka Nona Kriwil. Setidaknya dua hingga tiga orang lain yang membantunya berkarya.

“Sekarang sudah dibantu part time (paruh waktu). Kerjaan itu diambil dibawa pulang. Kemudian untuk finishing (penyelesaian) dikerjakan di rumah saya,” katanya.

Ya, Darum Santi merupakan salah seorang sosok perempuan yang peduli dengan persoalan pelestarian budaya, lingkungan. Kepedulian pada kayanya budaya Nusantara, dan lingkungan dipadukan bekal pengalaman di dunia kerajinan, disampaikan melalui literasi tiga dimensi, yakni Boneka Nona Kriwil.

Selain itu, dalam tubuh ceria Nona Kriwil juga mengandung dua pesan lain yakni ekonomi kreatif, dan pemberdayaan perempuan. Melalui usaha ekonomi kreatif kerajinan Boneka Nona Kriwil, Darum Santi juga mampu memberdayakan perempuan di sekitarnya.

Apa yang dilakukan Darum Santi, disemogakan mampu merengkuh hati orang lain dan menjadi inspirasi membungakan kebaikan-kebaikan lain yang tek terbatas.

blank
Proses menyulam benang wol untuk Sejumlah Boneka Nona Kriwil beragam baju adat nusantara, ditunjukkan Darum Santi di kediamannya Kelurahan Muktiharjo, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin 24 Juni 2024. (Foto: Diaz Azminatul Abidin)Proses menyulam benang wol untuk Sejumlah Boneka Nona Kriwil beragam baju adat nusantara, ditunjukkan Darum Santi di kediamannya Kelurahan Muktiharjo, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin 24 Juni 2024. (Foto: Diaz Azminatul Abidin)

Penjualan ke Penjuru Nusantara hingga Luar Negeri

Boneka Nona Kriwil cukup mendapatkan perhatian dari khalayak dengan karakternya yang khas dan mengenalkan budaya Nusantara. Belum lama ini Darum Santi baru saja mengirimkan karyanya ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

“April 2024 akhir saya ada pesanan ke Palangkaraya,” ucapnya.

Selain penjualan dengan mengikuti banyak pameran-pameran UMKM, penjualannya juga banyak melalui media sosial atau daring. Satu bulan rata-rata penjualan bisa 50-100 boneka.

Untuk penjualan, kata Darum Santi, udah ada yang memesan dari luar Pulau Jawa. Diakui paling banyak masih pembeli dari Pulau Jawa, karena dia masih sering keliling mengikuti pameran UMKM.

“Omzet bisa belasan juta sebulan saat sedang banyak. Harga boneka sekarang berkisar itu Rp120 ribu – Rp170 ribuan,” ujarnya.

Diceritakannya, Boneka Nona Kriwil juga sudah terbang ke luar negeri, di Eropa sampai ke Swiss. Boneka Nona Kriwil sebelumnya juga mendarat di Jepang, ketika dibeli orang Indonesia yang memang telah lama tinggal di Negeri Sakura.

“Pernah dibeli bule Swiss, istrinya orang Indonesia. Saat itu ingin terbang ke Swiss lalu membeli suvenir yang menurutnya khas ini. Lalu suatu ketika ada warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Jepang sedang di tanah air. Dia ingin kembali ke Jepang. Suka dengan boneka Nona Kriwil ketemu saat saya pameran, lalu dibeli lumayan jumlahnya beberapa untuk mengenalkan budaya Indonesia di sana,” ujarnya.

blank
Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM (Dinkop UKM) Provinsi Jawa Tengah, Hatta Hatnansya Yunus, di kompleks Kantor DPRD Jawa Tengah, , Kamis 11 Juli 2024 malam. (Foto: Diaz Azminatul Abidin)

Potensi Pertumbuhan UMKM di Jawa Tengah

Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM (Dinkop UKM) Provinsi Jawa Tengah, Hatta Hatnansya Yunus menjelaskan, pada sebuah Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2016, data pertumbuhan UMKM di Jawa Tengah mencapai 4,2 juta termasuk di dalamnya Kota Semarang.

Selanjutnya, data itu diperbaharui oleh Dinkop UKM Jawa Tengah untuk lebih spesifik lagi. Pada 2022 ditemukan ada  1,6 juta pelaku UMKM. Kemudian pada 2024, mulai Juli-November akan mendata lagi sebanyak  1 juta 59 ribu UMKM yang tersebar di 32 kabupaten/kota.

“Maksud pendataan untuk memperbarui lagi. Kita tahu mungkin saat Covid-19, ada (UMKM) yang berhenti atau pindah usahanya, atau mereka memilih profesi lain. Makannya didata ulang agar fix by name by addres, sehingga lokasi tempatnya juga kita bisa dapat. Data UMKM itu secara umum ya, baik yang terdaftar di OSS maupun umum (belum),” ujar dia, Kamis 11 Juli 2024.

Selanjutnya dijelaskan, UMKM di Jawa Tengah didominasi kaum perempuan. Hatta menyebut  angkanya kira-kira di atas 60%. Untuk data yang lebih lengkap, pihaknya akan terus mendata lebih jauh secara spesifik mendalam.

Diaz Azminatul Abidin