Upacara pengibaran Bendera Merah Putih memperingati Hari Lahir Pancasila, Sabtu (1/6/24), digelar di Halaman Pendapa Kabupaten Wonogiri. Tampil menjadi inspektur upacara, Bupati Wonogiri yang diwakili Wabup Setyo Sukarno.(Dok.Pendim 0728 Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Bupati Wonogiri yang diwakili Wakil Bupati (Wabup) Setyo Sukarno, menegaskan, Pancasila harus senantiasa dijiwai dan dipedomani. Agar sebagai ideologi, dapat dirasakan kehadiran dan manfaatnya oleh seluruh tumpah darah Indonesia.

Penegasannya tersebut, Sabtu (1/6), disampaikan saat menjadi pemimpin upacara pada Peringatan Hari Lahir Pancasila Tanggal 1 Juni 2024. Upacara digelar di Halaman Pendapa Kabupaten Wonogiri. Ikut hadir Dandim 0728/Wonogiri Letkol (Inf) Edi Ristriyono, Kapolres yang diwakili Kabga Ops Kompol Agus Syamsudin beserta jajaran Forkopimda. Juga hadir para pejabat teras jajaran Pemkab Wonogiri beserta para Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas).

Penerangan Kodim (Pendim) 0728 Wonogiri, Pelda Indra, mengabarkan, upacara ditandai dengan pengibaran Bendera Merah Putih satu tiang, yang dilakukan oleh personel Purna Paskibra Wonogiri. Diikuti oleh prajurit TNI dari Kodim 0728 bersama para personel Polri dari Polres Wonogiri. Juga para Pengurus OSIS dan peleton pelajar berbusana pakaian adat dari sejumlah sekolah, beserta guru pendampingnya.

Sebagai pemimpin upacara, Wabup Setyo Sukarno, membacakan sambutan tertulis dari Kepala Badan Pembinaan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Disebutkan, peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2024 ini mengambil tema “Pancasila Jiwa Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045.”

Tema ini, tambah Setyo Sukarno, mengandung maksud bahwa Pancasila menyatukan kita dengan segala perbedaan suku, agama, budaya, dan bahasa. Yakni dalam menyongsong 100 tahun Indonesia Emas yang maju, mandiri dan berdaulat.

BPUPKI

Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2024, mengambil tema “Pancasila Jiwa Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045”. Tema ini mengandung maksud bahwa Pancasila menyatukan kita dengan segala perbedaan suku, agama, budaya, dan bahasa dalam menyongsong 100 tahun Indonesia Emas yang maju, mandiri dan berdaulat.

Di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai luhur yang menjunjung tinggi nilai-nilai inklusivitas, toleransi, dan gotong royong. Keberagaman yang ada merupakan berkat yang dirajut dalam identitas nasional Bhinneka Tunggal Ika.

Dalam momentum yang sangat bersejarah ini, semua komponen bangsa di mana pun berada, diajak untuk bahu-membahu membumikan nilai-nilai Pancasila ke dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain regulasi yang berlandaskan pada semangat dan jiwa Pancasila, juga perlu keteladanan yang tercermin dari etika, integritas, dan karakter para pemimpin dan rakyat Indonesia.

Tanggal 1 Juni 1945 ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila dan menjadi Hari Libur Nasional, berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) Republik Indonesia (RI) Nomor: 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila. Itu berkaitan erat dengan penyampaian pidato tentang gagasan dasar Negara Indonesia Merdeka oleh Soekarno, pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang diketuai oleh Dr Radjiman Wedyodiningrat.

Meski Tanggal 1 Juni merupakan Hari Libur Nasional, tapi para pegawai, guru dan pelajar tetap hadir untuk melaksanakan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di komunitasnya masing-masing. Termasuk di sekolah-sekolah (SLA dan SLB) yang bernaung pada Pemprov Jateng, Sabtu (1/6), menggelar upacara dan para guru karyawan hadir mengenakan pakaian adat.
Bambang Pur