SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kasatlantas Polrestabes Semarang, AKBP Yunaldi mengungkapkan, puncak arus balik terjadi mulai Sabtu (13/4/2024) hingga diperkirakan sampai Senin (15/4/2024).
Tercatat sebanyak 64 ribu kendaraan melintasi Kota Semarang, pada Sabtu (13/4) hingga Minggu (14/4) pagi.
Hal itu disampaikan Yunaldi usai melepas ratusan pemudik dalam kegiatan “Balik Kerja Bareng” yang diselenggarakan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), di halaman Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Minggu (14/4/2024).
“Arus balik puncaknya sejak kemarin (Sabtu) dan diperkirakan hingga besok (Senin). Sudah terlihat dari kemarin sampai pagi tadi, satu hari ada 64 ribu kendaraan. Kemarin pada puncak mudik di tanggal 6 April kurang lebih ada 68 ribu kendaraan, ini sudah 64 ribu dari semalam hingga pagi tadi jam 6. Perkiraan kita hari ini, juga merupakan puncak arus balik, karena besok orang istirahat sudah sampai Jakarta, karena Selasa mereka harus masuk,” terang Yunaldi.
Ia berharap adanya kebijakan work from home (WFH) yang dikeluarkan oleh pemerintah membuat masyarakat memundurkan jadwal untuk balik. “Mudah-mudahan dengan diberlakukan WFH akan memundurkan masyarakat untuk balik. Dengan harapan kepadatan lalu lintas bisa lebih kita urai lagi,” ujarnya.
Ia mengatakan, sejumlah langkah-langkah telah dilakukan pihak kepolisian guna memperlancar arus balik, seperti salah satunya dilaksanakan one way dari Gerbang Tol Kalikangkung yang telah dilangsungkan hingga nanti malam (14/4) pukul 24.00 WIB.
“Memang tadi malam kami sempat melakukan One Way dari Simpang Susun Salatiga hingga Kalikangkung. One Way lokal, karena memang kepadatan yang cukup panjang setelah rest area 456 Salatiga ke arah Solo. Sehingga kita lakukan one way, yang ke arah Solo kita arahkan ke arteri dan arus lalu lintas terkendali, tidak ada kemacetan di Kota Semarang,” bebernya.
Selama pelaksanaan arus mudik dan balik, lanjut Yunaldi, tidak ada kemacetan di Kota Semarang. “Macet tidak ada, memang ada titik poin yang memang mengalami kepadatan dan memang kita melakukan penarikan. Seperti tanggal 6 saat puncak mudik. Saat one way kami berlakukan hingga atas, maka di arus sebaliknya kami kurangi u-turn (belokan/penyeberangan),” jelasnya.
Menurut Yunaldi selama diberlakukannya Operasi Ketupat Candi, di Kota Semarang tidak ada kejadian menonjol. “Alhamdulilah tidak ada kejadian menonjol, dan kami berharap hingga selesai. Selama operasi ini ada dua kejadian kecelakaan, mudah-mudahan tidak bertambah lagi. Tapi dibanding, hari biasa ini cukup terkendali,” katanya.
“Sebelum operasi ketupat ini dilakukan, sudah melakukan ramp check dengan Dinas Perhubungan. Kami juga mengajak pihak resnarkoba Polres dan dinas kesehatan untuk mengecek kesehatan para sopir, untuk memastikan para sopir dalam kondisi sehat, tidak memakai narkoba dan mabuk-mabukan,” sambungnya.
Adanya kejadian kecelakaan yang terjadi beberapa waktu lalu yang merenggut korban jiwa di jalan tol, Yunaldi mengimbau para pengemudi harus berhenti beristirahat saat mengalami kelelahan.
“Kami ingatkan para pengemudi harus berhenti beristirahat, karena dalam undang-undang lalu lintas setiap 4 jam sopir wajib berhenti istirahat. Jangan memaksakan diri mengejar order, karena kita membawa masyarakat. Kami imbau para pengemudi dan para pelaku usaha transportasi agar benar-benar memperhatikan, untuk keselamatan dijalan,” pungkasnya.
Ning S