SEMARANG (SUARABARU.ID) – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, memastikan bakal mendukung kemandirian finansial PDAM Tirta Moedal Kota Semarang.
Hal itu disampaikannya usai melakukan pertemuan dengan Tim Urban Water Catalyst Initiative (UMCI) dari Jerman di kantor PDAM Tirta Moedal, Senin (4/3/2024).
Dalam kesempatan itu, ia mengucapkan apresiasi kepada jajaran direksi PDAM Tirta Moedal dalam upaya kemandirian pemasukan. Dirinya mengaku bakal ikut mengawal dan men-support proses-proses kemandirian finansial ini.
Hal tersebut mengingat PDAM Tirta Moedal ini berpotensi bakal menjadi pilot project perusahaan pengelolaan air di Indonesia, bahkan di dunia.
Dari belasan perusahaan dari berbagai negara yang diseleksi, PDAM Tirta Moedal Kota Semarang yang menjadi salah satu perwakilan Indonesia, adalah salah satu perusahaan umum daerah yang terpilih untuk proses kemandirian finansial.
“Kalau dari negara donor istilahnya, atau istilahnya negara pendamping, PDAM diminta harus mandiri, karena nanti akan proses bisnis to bisnis. Sehingga bagaimana support. Kemudian pertanyaannya, ini kapan mandirinya PDAM. Sebelumnya kita jadi salah satu dari 19 perwakilan negara ini diseleksi, mulai 19 ke tujuh, kemudian dari tujuh ketiga, dan sekarang ini satu-satu ada di PDAM Kota Semarang,” ujarnya.
“Nantinya mereka (UMCI) berharap kalau ini bisa menjadi sukses bisa menjadi percontohan. Tidak hanya perusahaan pengelolaan air minum yang ada di Indonesia, tapi perusahaan daerah dari berbagai negara. Saya dorong PDAM ini bisa mandiri, karena memang mereka punya. Dari dulu penyertaan modal dari hasil profitnya, kemudian punya aset juga, sehingga memang diperlukan cash flow-nya,” lanjutnya.
Lebih lanjut, untuk proses-proses pembiayaan dari pinjaman pendanaan akan dimulai tahun 2025. Proses ini akan berjalan selama 10 tahun atau sampai 2034.
Mbak Ita mengakui jika memang PDAM Tirta Moedal merupakan salah satu perusahaan umum daerah andalan Kota Semarang. Seperti sebelumnya PDAM Tirta Moedal juga mendapat atensi dari Korea Water melalui Smart Water Management.
“PDAM Kota Semarang Alhamdulillah banyak yang mensupport, termasuk kemarin dari Korea Water ada Smart Water Management dan ini terpisah. Yang satu catalyst dan satunya Smart Water Management dan ini berbeda dan pembiayaan berbeda,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirta Moedal, Yudi Indardo menjelaskan, jika catalyst adalah program untuk memampukan sistem keuangan PDAM. Sehingga nantinya PDAM akan memiliki nilai tambah untuk mengajukan pinjaman modal tanpa mengagunkan aset PDAM.
“Jadi ini dimampukan untuk layak meminjam, karena itu penting sekali buat perusahaan. Jadi kita tidak terlalu ngandelin apa yang diberikan Pemda (Pemerintah Daerah). Kita harus cari alternatif pendanaan lain dan ini jadi alternatif pendanaan lain itu. Nanti bisa pinjam buat operasional dan proyek, jadi akan ada pemilihan program yang benar dan bisa bikin kinerja PDAM bagus, dampak keuangan bagus,” imbuhnya.
“Walaupun kita punya aset tapi kan kita itu pingin pinjaman bisa dari casual, jadi tanpa harus mengagunkan aset. Kalau dari casual kita, artinya feature opportunity kesempatan ke depan untuk raih laba itu yang harus diperhitungkan untuk kemampuan pinjam kita,” tutupnya.
Hery Priyono