KUDUS (SUARABARU.ID) – Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Muhamad Hasan Chabibie, mengikuti Forum Perangkat Daerah dalam rangka penyusunan Renja PD tahun 2025 secara daring. Acara ini berlangsung pada hari Senin (4/3) di Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus. Hadir secara langsung dalam kesempatan tersebut Pj Sekda Kudus, didampingi oleh Kepala Disdikpora dan Inspektur Kabupaten Kudus.
Dalam forum tersebut, Hasan menekankan pentingnya peningkatan pendidikan karakter. Dirinya menyampaikan perlunya kerja sama antara sekolah dasar (SD) dengan diniyah, yang diyakininya sangat baik, namun konsepnya harus jelas. Hasan berharap peningkatan pendidikan karakter dapat ditindaklanjuti lebih dalam lagi dengan instansi terkait.
“Kerja sama antara sekolah dasar dengan diniyah merupakan fondasi yang sangat baik dalam memperkuat pendidikan karakter. Namun, konsepnya haruslah jelas,” ujarnya.
Hasan juga menyoroti infrastruktur sekolah negeri, khususnya kebersihan kamar mandi, yang menurutnya mencerminkan siswa yang bersih. Dirinya meminta OPD terkait untuk fokus memperbaiki SD yang membutuhkan perbaikan secara bertahap dengan data yang valid.
“Perlu diperhatikan sarpras terutama Kebersihan kamar mandi sekolah yang mencerminkan akan siswa yang bersih. Saya meminta fokus untuk secara bertahap memperbaiki sekolah dasar yang membutuhkan perbaikan tetapi dengan data yang valid,” pintanya.
Sebagai penutup, Hasan menyinggung prestasi pendidikan vokasi di Kudus. Hal tersebut menurutnya sangat fundamental dan dapat menjadi referensi dalam upaya mencetak generasi masa depan yang berkualitas.
“Pendidikan vokasi di Kudus ini levelnya sudah mencapai tingkat nasional, hal ini menjadi pondasi penting dalam menjadikan sekolah sebagai referensi untuk mencetak generasi yang baik sejak dini,” ucapnya.
Mengamini pernyataan pj bupati, Pj Sekda Kabupaten Kudus Revlisianto Subekti juga menyoroti kualitas pendidikan yang ada di Kudus. Dirinya mengimbau agar sekolah-sekolah negeri dapat bersaing dengan sekolah swasta dengan merumuskan program kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
“Kualitas pendidikan memang menjadi fokus utama kita, sekolah negeri perlu merumuskan program kegiatan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya agar dapat bersaing dengan sekolah swasta,” imbaunya.
Revlisianto juga mengungkapkan, pada tahun 2023 terdapat 15 indikator dengan 8 indikator menjadi fokus utama yang beberapa di antaranya belum mencapai target. Salah satu indikator yang belum memenuhi target adalah angka partisipasi sekolah SD dan SMP.
Dirinya berharap perhatian khusus dapat diberikan terhadap indikator yang belum tercapai, dengan harapan semua target pada tahun 2024 dapat terpenuhi.
“Ada 15 indikator dengan 8 di antaranya sebagai fokus utama. Tapi beberapa di antaranya belum mencapai target pada tahun 2023, termasuk angka partisipasi sekolah SD dan SMP. Kami berharap perhatian khusus dapat diberikan kepada indikator yang belum tercapai, agar semua target pada tahun 2024 dapat terpenuhi.” sebutnya.
Ali Bustomi