blank
Presiden Jokowi menyalami nasabah PT PNM, hari ini. Foto: eko

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepada pemilik usaha untuk jujur, kerja keras dan disiplin. Dia mengatakan hal itu kepada ribuan nasabah binaan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) di Stadion Gemilang, Kabupaten Magelang, hari ini (Senin 29/1/24).

“Lebih dari empat tahun saya tidak berjumpa dengan nasabah PNM Mekar dan kali ini bertemu dengan nasabah dari Kabupaten Magelang. Saya senang karena semangatnya masih semangat 45,” katanya.

Pada acara di tengah lapangan itu dia selebihnya memaparkan, pada tahun 2015, dana yang disalurkan sekitar Rp 800 miliar, untuk sekitar 400 ribu nasabah. Sekarang yang aktif 15,2 juta nasabah dan dana tersalur Rp 237 triliun.

“Tapi ini namanya pinjaman. Saya titip pesan agar tetap jujur, kerja keras dan disiplin. Tidak bisa, pinjam Rp 5 juta, ketika pulang melihat televisinya kecil, lantas membeli tv yang besar. Padahal itu uang pinjaman yang harus dikembalikan,” ujarnya.

Bisa membeli tv yang lebih besar atau membeli mobil, tetapi dari tabungan keuntungan. Bukan dari pinjaman pokoknya.

Di sisi lain dia melihat kondisi di PNM Mekar tunggakannya sangat kecil dibanding perbankan. Yakni yang mengangsurnya disiplin hampir 100 persen. Karena yang tidak bisa mengembalikan kecil sekali jumlahnya, 0,5 persen. “Di bank bisa 3-4 persen. Kuncinya disiplin,” tandasnya.

Mengangsur

Diingatkan pula, setiap hari Senin harus setor angsuran dan menabung. “Saya mengalami saat masih menjadi pengusaha kecil. Kuncinya hanya kedisiplinan,” katanya.

Dari kecil ingin masuk ke menengah, besar, kuncinya disiplin dan kerja keras. Kalau tidak disiplin dan kerja keras tidak mungkin berhasil meningkatkan jumlah pinjamannya.

Dia berikan gambaran bagi nasabah, misalnya pertama diberi pinjaman Rp 3 juta, kemudian naik kelas menjadi Rp 10 juta atau Rp 15 juta. Mau naik ke bank BRI, tinggal naik kelas. Mau Rp 100 juta, Rp 500 juta atau dalam jumlah miliar, sudah terbuka. Asal kondisi usahanya memungkinkan untuk diberi pinjaman.

“Kalau dulu teman saya kerja dari jam delapan sampai jam empat. Saya kerja sejak subuh sampai tengah malam,” katanya.

Dengan cara kerja seperti itu dalam tiga tahun sudah bisa eksport dalam jumlah besar. Itu karena kerja keras dan disiplin mengangsur ke bank. Begitu bisa ekspor, bank datang ke dia. Dengan memberi tawaran mau menambah pinjaman berapa.

Dalam acara yang sama dia memberi apresiasi kepada nasabah, lantaran ikut membantu kesejahteraan keluarga dan ekonomi nasional. Karena perputarannya sudah mencapai Rp 237 triliun.

Dialog

Selanjutnya dia berdialog dengan sejumlah nasabah yang diminta maju ke panggung. Seluruhnya diminta menghafalkan Pancasila. Masing- masing diberi hadiah sepeda.

Salah satunya Galuh Pitaloka Sabatini. Orang itu punya usaha pemijahan ikan lele. Galuh membeli bibit dari Balai Perikanan Bojong, Mungkid, seharga Rp 300-500 ribu/pasang. Sampai rumah dilepas di kolam. Dalam dua hari sudah menetas dengan anakan sebanyak dua ribu lebih. Lalu dibesarkan sampai siap dikonsumsi. Harga jualnya sekitar Rp 2 juta, dalam jangka sekitar empat bulan. Padahal ada lima pasang induk.

Untuk modal itu dia mendapat pinjaman Rp 4 juta. Tiap Minggu dia mengangsur Rp 100 ribu.

Direktur Utama PT PNM, Arif Mulyadi, dalam kesempatan itu menginformasikan, sudah 19,7 juta perempuan Indonesia yang bisa dibiayai. Dari jumlah itu sudah 1,2 juta naik kelas menjadi nasabah Bank BRI atau Pegadaian.

Sejak 2016 sebanyak 268 ribu yang sudah tidak menjadi nasabah. Data terbaru masih ada 15,2 juta nasabah. Tersebar di 6.165 kecamatan dan 831 ribu kelompok. Dengan pendamping lapangan 63 ribu orang.

Eko Priyono