SEMARANG (SUARABARU.ID) – Ada ungkapan “belajarlah sejarah agar kita bisa benar”. Ya, sejarah menunjukkan sesuatu yang pernah terjadi, dan kita belajar dari peristiwa-peristiwa itu. Yang baik bisa kita lanjutkan, yang buruk kita tinggalkan.
Cara belajar Sejarah bisa dilakukan dengan membaca buku, membaca artikel di internet, dan sudah banyak pula tayangan di youtube tentang kisah sejarah. Kemudian, kita juga bisa Sejarah dengan mengunjungi situs-situs peninggalan masa lalu, termasuk di antaranya berkunjung museum untuk bisa melihat dan belajar tentang masa lalu.
Di Semarang ada beberapa museum, di antaranya adalah Museum Negeri Provinsi Jawa Tengah Ranggawarsita. Museum ini diresmikan pada tahun 1989 dan menyimpan koleksi berbagai macam peninggalan sejarah yang ada di Jawa Tengah.
Di lahan seluas kurang lebih 2 hektar, museum dibagi menjadi empat gedung pameran yang terdiri dari dua lantai dengan materi yang berbeda-beda setiap gedungnya. Gedung A untuk koleksi geologi dan geografi, Gedung B untuk peninggalan budaya dari Kerajaan Hindu Buddha, Gedung C untuk sejarah dalam perjuangan, dan Gedung D untuk kebudayaan-kebudayaan khas Jawa Tengah serta gedung-gedung lainnya untuk menunjang operasional museum.
Barang-barang yang ada di museum adalah 90% koleksi yang diambil dari Jawa Tengah dengan cara pengambilan langsung ke lokasi, replika, dan hibah yang memang diberikan untuk ditampilkan di museum.
Untuk masuk ke Museum Ranggawarsita, kita cukup dengan membayar harga tiket Rp 4.000 anak-anak dan Rp 6.000 untuk dewasa. Pengunjung dapat menikmati fasilitas serta melihat koleksi-koleksi di museum yang buka setiap hari (kecuali hari libur keagamaan) pukul 08.00-15.00 ini.
Pada hari kerja biasa, biasanya museum ramai dengan kunjungan sekolah-sekolah seperti pada hari Rabu (17/1/2024) terdapat kunjungan dari siswa-siswi serta guru pendamping dari SMP N 26 Semarang yang mengunjungi museum dalam rangka penerapan kurikulum merdeka yaitu belajar di luar kelas.
Menurut penuturan Savin, salah satu murid kelas 7 SMP N 26 Semarang yang mengunjungi museum mengatakan bahwa koleksi di museum sudah lengkap. “Ya ada sejarah-sejarahnya dari peperangan sampai adat-adatnya ya museum ini udah bagus, lengkap,” ujar Savin.
Dia mengaku sudah tiga kali mengunjungi museum. Sementara, Sri Suyani guru SMP Negeri 26 Semarang, Museum Ranggawarsita sudah mengalami banyak kemajuan.
“Awalnya hanya pameran wayang namun sekarang sudah diperluas dan banyak koleksi yang bisa dilihat serta dilengkapi dengan audio visual yang dapat menunjang pembelajaran terutama untuk anak-anak sekolah,” kata dia.
Untuk outing class, kata Sri Suryani, untuk penunjang pembelajaran anak-anak itu bagus sangat bagus. “Untuk pemandu yang ada di museum agar ditingkatkan, tidak hanya menjelaskan secara umum saja,” ujarnya.
Koleksi Emas
Pengunjung Museum Ranggawarsita dapat melihat masterpiece yang hanya ada di museum yaitu koleksi emas yang digunakan pada zaman dahulu, arca-arca berbahan dasar logam, serta koleksi dari berbagai daerah di Jawa Tengah lainnya. Diharapkan pengunjung t8iidak hanya dari kalangan anaks ekolah saja, tetapimenjadi daya tarik pengunjung umum.
Tak hanya menawarkan koleksi yang dapat dilihat, tetapi Museum Ranggawarsita juga mengadakan berbagai macam kegiatan seperti belajar bersama museum, pameran bersama museum yang diikuti oleh seluruh museum di Indonesia.
Juga sosialisasi museum ke daerah-daerah untuk memperkenalkan museum, dan lomba cerdas cermat yang tentunya dilaksanakan untuk menarik minat pengunjung terutama untuk generasi muda yang dinilai sudah jarang ke museum. Untuk memperkenalkan dunia kebudayaan untuk generasi muda, pihak museum juga mengadakan lomba desain animasi 3 dimensi dengan target marketing lomba yaitu untuk generasi muda. Seluruh kegiatan tersebut dapat dilihat di website ranggawarsitamuseum.id dan akun Instagram @museumranggawarsita.
Agung, staf urusan pelayanan permuseuman, menuturkan kegiatan tersebut juga sebagai salah satu usaha untuk mengubah mindset bahwa museum itu terkesan menyeramkan dan membosankan karena melalui adanya museum kita dapat melihat masa lalu dan peninggalan nenek moyang kita seperti apa.
“Berharap kita bersama menjaga dan melestarikan budaya yang kita punya dengan cara ya sering-sering lah berkunjung ke museum, sering-seringlah dolan ke museum, museum itu asik kok,” ujar Pak Agung.
Willma Putri Andina