SEMARANG, SB.ID – Konsep bergerak bersama untuk peduli terhadap kemajuan Kota Semarang yang dicanangkan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi terus digaungkan. Selama menjabat, Hendi, panggilan akrab Hendrar Prihadi, tidak bosan untuk mengajak masyarakat saling bersama untuk memajukan Kota Semarang, termasuk kepada generasi muda.
Hal itu dilakukan Hendi salah satunya saat mengisi kegiatan Semarang City Government With Heart Road Show di SMA Negeri 11 Semarang, Selasa (12/11/2019).
Pada kesempatan tersebut, Hendi menjelaskan bagaimana seorang pemuda yang dikatakan sebagai pemimpi bisa menjadi pemimpin. Menurutnya, Indonesia diprediksi akan menjadi kekuatan poros dunia pada tahun 2045, yang ini merupakan kesempatan bagi generasi muda untuk menjadi pemimpin.
Hendi juga mengatakan bahwa kemampuan berorganisasi sangat penting dan dibutuhkan oleh generasi muda sekarang.
“Saya titip pesan kepada adik-adik untuk bisa menyesuaikan diri di Kota Semarang. Karena kalian tinggal di Kota Semarang, maka lakukanlah kegiatan-kegiatan yang bermanfaat karena ini merupakan bagian dari kepedulian adik-adik sekalian untuk kota dan bangsa ini,” ujarnya.
Wujud peduli dengan kota Semarang, menurut Hendi, bisa diwujudkan dengan berbagai hal dan banyak cara. Misalnya dengan menciptakan kegiatan positif maupun ide-ide kreatif yang bisa memajukan Kota Semarang.
Selain itu, bisa juga dengan melaporkan berbagai hal terkait pelayanan publik maupun pembangunan di Kota Semarang melalui aplikasi Lapor Hendi dan media-media sosial yang lain bila ada infrastruktur yang rusak atau kurang bagus penataannya.
Hendi percaya bahwa anak-anak muda merupakan kekuatan yang menjadi salah satu penentu kemajuan Kota Semarang. Konsep inilah yang kemudian memicu peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Semarang.
Pada 2011, IPM Kota Semarang berada pada level 77,58 di bawah Kota Surakarta dan Salatiga. Berangsur, Kota Semarang unggul tak hanya di tingkat Provinsi Jawa Tengah tetapi juga memimpin di tingkat nasional dengan angka 82,72 berada di atas Kota Surabaya dan Bandung.
“Targetnya satu, maju tidaknya kota ini tergantung anak mudanya. Mereka kemudian dirangkul dan diberi tanggung jawab besar untuk ikut terlibat, mengawasi, menjalankan langsung, memberi kritik, saran, membangun serta mempromosikan Kota Semarang seluas-luasnya melalui media sosial,” ungkap Hendi.
Diakui wali kota, di awal kepemimpinannya, dia sempat menemukan adanya sikap acuh dan kurang bangga dari anak muda Kota Semarang. Namun, pendekatan pada kaum muda dan milenial kemudian justru membuat generasi muda semakin bangga dan cinta pada Kota Semarang.