JEPARA(SUARABAR.ID) – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko meminta para guru di Jepara untuk menggunakan bahasa Jawa dalam menanamkan pendidikan karakter kepada anak-anak.
Hal tersebut dia katakan saat mewakili Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta menjadi inspektur upacara hari ulang tahun (HUT) ke-78 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2023 yang berlangsung di Alun-Alun 1 Jepara pada Sabtu (25/11/2023) pagi. Upacara itu diikuti ribuan guru dari berbagai wilayah di Jepara. Hadir Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara Pratikno, Wakapolres Jepara Kompol Berry, dan jajaran Forkopimda, kepala perangkat daerah, serta pengurus PGRI setempat.
Awalnya Edy Sujatmiko menyinggung penetapan Bahasa Indonesia yang kini ditetapkan menjadi salah satu bahasa resmi Sidang Umum (General Conference) UNESCO pada 20 November 2024.
Dalam lingkup lokal, dia meminta penetapan itu menjadi motivasi untuk melestarikan bahasa Jawa, di tengah penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya luhur bangsa.
“Bahasa Jawa adalah media pembelajaran etika. Ketika kita gunakan untuk berkomunikasi sesuai tingkatannya, berarti sedang mengajarkan sopan-santun, tata krama, unggah-ungguh, dan pendidikan karakter kepada anak-anak kita. Melalui ekosisten pendidikan, Bapak dan Ibu Guru memiliki kesempatan terbesar untuk melaksanakan pendidikan karakter itu. Pada Kurikulum Merdeka kita mengenalnya sebagai Profil Pelajar Pancasila,” tandasnya.
Di sisi lain dia juga mengatakan, penetapan tersebut harus menjadi suntikan semangat bagi guru untuk membentuk ekosistem pendidkan yang produktif dalam membangun kesadaran berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Menurutnya, kesadaran itu masih harus terus didorong karena masih banyak produk bahasa Indonesia yang belum sesuai dengan pedoman baku Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan kaidah Ejaan yang Disempurnakan (EYD).
Dia mengajak peserta upacara untuk terus belajar, menempatkan KBBI dan EYD sebagai tuntunan berbahasa Indonenesia. Kurikulum Merdeka, kata dia, merupakan transformasi sistem pendidikan untuk melahirkan pembelajar sepanjang hayat.
“Bapak dan Ibu Guru adalah teladan untuk menjalankan transformasi (pembelajar sepanjang hayat) itu. Ini selaras pula dengan tema peringatan HUT ke-78 PGRI tahun ini, yakni ‘Transformasi Guru. Wujudkan Indonesia Maju’” kata dia.
Hadepe – bkp