KUDUS (SUARABARU.ID) – Wacana Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka bakal menjadi cawapres pendamping Prabowo, mendapat respon positif dari sejumlah kalangan.
Selain mewakili anak muda beprestasi, dari hasil survey sejumlah lembaga survey, Gibran juga memiliki elektabilitas tinggi dan akan mampu menggaet banyak suara terutama dari kalangan milenial dan Gen Z.
Pandangan tersebut sebagaimana disampaikan Pegiat Komunitas Pemuda Kreatif Kabupaten Kudus, Abdullah Rifai. Menurutnya, terlepas polemik putusan MK yang dianggap menggelar karpet merah bagi Gibran, tapi putusan MK tersebut juga membuka kesempatan bagi anak muda berprestasi lain untuk memimpin bangsa ini.
“Bagi yang menganggap putusan MK memuluskan jalan Gibran, sah-sah saja. Tapi dari putusan MK tersebut akan memberi peluang bagi kepala daerah muda lainnya untuk terpacu prestasinya,”ungkapnya.
Selain itu, putusan MK juga sidah final dan mengikat sehingga semua pihak harus bisa menghormatinya.
Sementara, disinggung tudingan politik dinasti yang diarahkan kepada Jokowi, Rifai menilai hal tersebut adalah hal yang biasa terjadi di Indonesia.
Bahkan, tidak hanya pada Jokowi saja, tokoh-tokoh politik lain juga sering mempraktikkan politik dinasti seperti Megawati Soekarnoputri, SBY, maupun Surya Paloh.
Bahkan Rifai berseloroh kalau misalnya Puan Maharani, AHY atau Prananda Surya Paloh memiliki elektabilitas yang tinggi, tentu mereka akan dicalonkan oleh partainya masing-masing.
“Perkara Gibran adalah anak Jokowi, tentu tidak akan masuk bursa cawapres kalau tidak memiliki elektabilitas dan berpotensi menggaet suara rakyat,”ujarnya.
Oleh karena itu, di detik-detik terakhir ini, Prabowo dinilai cukup berani jika nanti memilih Gibran sebagai cawapres. Selain memiliki elektabilitas tinggi, Prabowo juga akan dikenang sebagai politisi yang berani menampilkan anak muda menjadi pemimpin.
“Biarkan rakyat nanti yang menentukan siapa yang terbaik untuk menjadi pemimpin negeri ini,”tandasnya.
Ali Bustomi