KOTA PEKALONGAN (SUARABARU.ID) – Bangunan pasar Banjarsari kota Pekalongan akan difokuskan sebagai pasar tradisional tidak ada lagi pusat perbelanjaan modern dalam satu lokasi tersebut seperti dahulu. Hal ini disampaikan oleh Walikota Pekalongan, A Afzan Arslan Djunaid dalam acara ground breaking pembangunan pasar Banjarsari, Rabu (11/10/2023).
Usai menekan tombol sebagai simbolis ground breaking pembangunan pasar Banjarsari bersama Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan, Direktur Prasarana Strategis Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Essy Asiah, Sekda Jawa Tengah, Sumarsono, Wakil Walikota Pekalongan, H Salahudin, Sekda Kota Pekalongan, Nur Priyantomo, ketua DPRD Kota Pekalongan, M.Azmi Basyir, Plt Dindagkop-UKM Kota Pekalongan, Supriono, ratusan pedagang eks Pasar Banjarsari serta tamu undangan lainnya.
Walikota Pekalongan yang akrab disapa Mas Aaf mengatakan difokuskan untuk pasar tradisional nantinya bentuk bangunan tersebut akan dibagi menjadi 4 gedung, hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan seperti sebelumnya.
“Di sini saya sampaikan terimakasih kepada pihak yang sudah terlibat dan berjasa dalam proses pembangunan pasar Banjarsari, mohon doa dari semua pedagang mudah-mudahan proses ini bisa berjalan dengan baik dan tepat, sehingga pembangunan ekonomi kota Pekalongan bisa lebih maju lagi,” katanya.
Rasa syukur terucap dari salah satu Pedagang eks Pasar Banjarsari, Burhan yang turut hadir dalam acara tersebut, menjadi pedagang kelapa parut dan warung makan, sebelumnya ia memiliki 2 kios di pasar tersebut. “Kami merasa senang dengan kembalinya pasar Banjarsari, sudah kurang lebih 5 tahun. Kami juga sudah didata untuk sementara, nanti akan didata ulang, harapannya mendapatkan kios lagi, bisa berdagang lancar lagi karena sementara ini saya jualan di pasar sorogenen,” katanya.
Lebih lanjut, Sholihah pedagang fashion eks Pasar Banjarsari juga merasa senang pada akhirnya apa yang telah ia nanti-nanti mulai menunjukkan titik terang., selama ini ia mengontrak di pasar darurat di jalan Pati unus. “Setelah menunggu, Alhamdulillah pasarnya di bangun, harapannya cepet jadi supaya tidak ngontrak lagi, karena di tempat yang sekarang tempatnya sempit jadi tidak bisa menampung barang banyak, pinginnya los pakaian di bawah seperti dulu,” tandasnya.
Nur Muktiadi