KEBUMEN (SUARABARU.ID) –Bupati Kebumen Arif Sugiyanto merotasi dan melantik 10 orang pejabat Administrator (eselon III) dan Pengawas (eselon IV) di Pemkab Kebumen.
Pelantikan berlangsung di Pendopo Kabumian Kompleks Rumah Dinas Bupati, Kamis (5/10). Hadir pada acara tersebut Wakil Bupati Kebumen Ristawati Purwaningsih dan Plt Sekda Aden Andri Susilo.
Pejabat yang dilantik antara lain Camat Kebumen Puji Lestari dirotasi menjadi Kepala Bagian Umum Setda.
Jabatan Camat Kebumen diisi Bahrun Munawir yang sebelumnya menjabat Sekretaris Bappeda. Kemudian Sekretaris Bappeda diisi Yunita Prasetyani yang sebelumnya Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
Ada juga pejabat yang promosi. Kabid Kebudayaan Disparbud Ma’rifah dipromosikan sebagai Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Kabid Administrasi Desa Dinas Permades dipromosikan menjadi Kabag Fasilitasi Penganggaran dan Pengawasan Sekretariat DPRD. Jabatan Kabid Administrasi Desa selanjutnya dijabat Umi Yuliastuti yang semula menjabat Subkoor Bappeda.
Memenuhi Kebutuhan Organisasi
Bupati mengatakan, pelantikan merupakan hal yang wajar, untuk pemenuhan kebutuhan organisasi. Membina karier pegawai dengan menerapkan prinsip menempatkan pegawai pada posisi yang tepat.
“Sesuai kebutuhan organisasi memang masih banyak jabatan yang kosong, dan perlu harus diisi, sehingga kita juga melakukan regenerasi dengan melakukan promosi jabatan. Jadi memang sesuai kebutuhan,”ujar Arif Sugiyanto.
Menurut Bupati, dalam rotasi ini pihaknya telah mempertimbangkan sejumlah aspek. Termasuk kapasitas dan profesionalitas ASN. Bupati percaya mereka yang menduduki jabatan baru bisa cepat melakukan adaptasi. Karena dari mereka sudah berpengalaman.
“Misalnya Bahrun Munawir, kan dulu sudah pernah jadi Camat, sekarang kita tempatkan sebagai Camat Kebumen. Tentu saya yakin bisa bekerja dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat Kebumen,”ucapnya.
Bupati berharap kepada semua ASN dan pejabat yang dilantik, bisa turut serta memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai kebijakan pemerintah yang sering kali disalahartikan atau belum dipahami sepenuhnya oleh masyarakat sehingga kadang menjadi isu yang liar.
“Seperti pembangunan Alun-alun Kebumen, itu sering ada yang bilang kenapa pembangunan seolah-olah hanya fokus di kota. Padahal pemerintah banyak membangun di wilayah juga, baik jembatan, jalan, talud, irigasi dan lain sebagainya. Ini yang perlu dijelaskan, pembangunan tidak tersentral di kota,”jelasnya.
Komper Wardopo