Para mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan banyak melakukan penelitian kreatif. Salah satunya yang dilakukan oleh tim Onitara. Tim terdiri dari lima mahasiswa yakni Muhamad Ibnu Maulana, Niken Tri Winarti, Jepri Putra Wahyudi, Oktavia Angelina Diva Permadi, dan Raditya Beni Pratama. Adapun dosen pembimbingnya yakni Ns M Arifin Noor M Kep Sp Kep MB.
Mereka berhasil membuat inovasi produk Onigiri dari beras ketan dengan kombinasi daun kelor sebagai upaya diversifikasi pangan pencegah resiko diabetes mellitus tipe 2. Adapun karya yang dihasilkan yakni produk pangan inovatif berupa Onigiri berbahan dasar beras ketan. Produk tersebut dikombinasikan dengan daun kelor yang memiliki sifat anti diabetik dan anti hiperglikemik. Keunggulan produk tersebut yakni mengandung flavonoid dan kaya antioksidan sehingga mampu menurunkan kadar glukosa dalam darah. Produk inovasi mereka bahkan berhasil lolos Pendanaan PKM 2023 skema PKM-K pada 15 Juni 2023 lalu.
Ketua tim Muhamad Ibnu Maulana mengatakan, dibuatnya produk ini terinspirasi dari tingginya prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia sebesar 10,6 persen. Menempati posisi lima besar dunia dengan pengidap diabetes sebanyak 19,47 juta, berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF, 2021).
Menurutnya kasus diabetes anak di Kota Semarang juga meningkat signifikan. Berdasarkan data Dinkes, temuan DM pada anak tahun 2022 tercatat sebanyak 377 kasus atau meningkat dibandingkan temuan pada 2021 sebanyak 269 kasus.
Selain dari data temuan kasus, ia juga mengenang atas masa lalu dari ibunda tercintanya yang telah meninggal dunia mengidap diabetes melitus kronis saat ia masih duduk di bangku kelas 2 SD. Demikian pula saat mengikuti praktik belajar di rumah sakit ia banyak menjumpai kasus diabetes melitus yang tidak memandang usia.
Dari data dan pengamatan tersebut, kata Ibnu, pihaknya menyimpulkan semakin lama prevalensi Diabetes Mellitus akan semakin meningkat. Salah satu faktor penyebab utama Diabetes Mellitus tipe 2 adalah asupan gula atau karbohidrat sederhana yang tidak terkontrol dan perilaku konsumsi makanan cepat saji.
“Oleh karena itu, kami Tim Onitara ingin membuat produk Onigiri rendah indeks glikemik, sehingga kadar gula dari pangan yang dikonsumsi penyerapannya rendah dalam tubuh,” ungkapnya di kampus Unissula (12/9/2023).
Ibnu dan rekan-rekannya yakin produk ini mempunyai keunggulan yang lebih dibandingkan produk lain yang ada di pasaran. Adapun bahan yang digunakan dari produk lokal alami yaitu beras ketan dan daun kelor, sehingga sangat terjangkau dan mudah ditemukan di pasaran.
Dikatakan, harga produk lebih ekonomis dan menggunakan bahan yang berbeda dari produk yang ada di pasaran. Terakhir, bahan dasar dari produk dibuat secara mandiri atau home made.
“Target market yang dibidik adalah masyarakat umum dari segala usia, mulai dari remaja hingga dewasa. Mulai dari mahasiswa maupun pekerja yang memiliki aktivitas tinggi serta penderita diabetes mellitus yang membutuhkan kontrol asupan gula”, ungkapnya.
Ibnu menyebut, tim Onitara telah melakukan beberapa uji coba dan diskusi serta pendampingan kegiatan PKM yang diadakan oleh Unissula. Proses produksinya dilakukan secara preorder dan pemasaran di CFD Simpang Lima Semarang. Sementara dalam satu pekan ini produk sudah terjual lebih dari seratus pack. “Selain itu, tim juga sedang mendaftarkan sertifikasi halal produk Onigiri untuk difasilitasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Unissula,” pungkasnya.