WONOSOBO–Selama musim kemarau sumber mata air milik PDAM Tirta Aji Wonosobo mengalami penyusutan hingga mencapai 40 persen dari keseluruhan volume yang ada. Akibatnya aliran air PDAM ke pelangan mengalami penurunan meski belum sampai ke tahap kekurangan.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur PDAM Tirta Aji, Suparno, Jumat (18/10), mengatakan kemarau panjang yang terjadi tahun ini sangat mempengaruhi penyusutan air di beberapa sumber mata air. Volume di bak penampungan yang semula penuh menjadi berkurang.
“Ini merupakan siklus tahunan. Setiap musim kemarau tiba, pasti terjadi penyusutan air di sumber mata air milik PDAM Tirta Aji Wonosobo. Beruntung meski terjadi penyusutan volume air tapi belum sampai ke krisis air,” katanya.
Padahal, menurutnya, kebutuhan air bersih setiap tahun mengalami peningkatan. Baik untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, mencuci maupun untuk dikonsumsi sebagai air minum. Kebutuhan air untuk pemenuhan industri juga cukup tinggi.
“Tingginya kebutuhan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga dan dunia industri, berbanding terbalik dengan semakin menyusutnya sumber air di berbagai sumber mata air yang ada. Sedang setiap tahun penyusutan yang terjadi mencapai 0,5 persen,” sebutnya.
Butuh Penghijauan
Humas PDAM Tirta Aji, Khoirul Hasan, menambahkan sejak 20 tahun terakhir ini sumber mata air di Wonosobo berkurang 10 persen dan mengalami penyusutan hingga 0,5 per-tahun, maka 180 tahun ke depan semua mata air yang ada akan habis atau mengalami kekeringan.
“Guna mengatasi hal tersebut PDAM Tirta Aji sudah melakukan upaya penghijauan di sekitar sumber mata air yang ada. Bahkan, setiap tahun ada sekitar 10 ribu pohon yang tanam di lahan kosong. Penanaman pohon dilakukan bersama masyarakat,” ujarnya.
Menurut Hasan, hal itu dirasa belum cukup untuk melindungi masa depan sumber mata air yang ada. Pihaknya berharap perlu adan Perda yang mengatur tentang perlindungan sumber mata air supaya semua sumber mata air yang ada di Wonosobo bisa diselamatkan.
“Salah satu dari sekian banyak sumber mata air yang telah mati, ada di Desa Muncar Kecamatan Kertek. Dari tiga sumber mata air yang ada, dua diantaranya sudah mati total. Matinya sumber mata air di sana dipengaruhi oleh maraknya galian C,” bebernya.
Suparno yang juga Direktur Teknik PDAM Tirta Aji, menandaskan peran pemerintah daerah sangat diperlukan untuk melindungi sumber mata air. Perlu adanya peraturan untuk melindungi sumber mata air agar ke dapan warga tidak mengalami kekeringan.
“Penambangan liar Galian C dan penebangan pohon liar sangat berpengaruh terhadap hilangnya sumber mata air. Sementara pemulihan sumber mata air akibat kemarau panjang juga memerlukan proses yang cukup lama karena cadangan air tanah habis,” tandasnya.
SuaraBaru.id/Muharno Zarka