blank
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayu Aji (kiri), secara simbolis menyerahakn bantuan peralatan produksi pengolahan jahe gajah, dalam mendukung upaya membidik pasar ekspor.(Dok,Prokopim Pacitan)

PACITAN (SUARABARU.ID) – Gula aren dan jahe gajah dari Desa Punjung, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jatim, tengah berupaya membidik pasar ekspor. Terkait hal tersebut, desa penghasil gula aren dan jahe gajah di Kabupaten Pacitan, mendapatkan pendampingan sebagai Desa Devisa.

Bagian Prokopim Pemkab Pacitan, mengabarkan, Desa Punjung di Kecamatan Kebonagung dan Desa Temon di Kecamatan Arjosari, sebagai sentra produsen gula aren dan jahe gajah, terpilih mendapatkan pendampingan desa devisa.

Pendampingan desavisa, adalah sebuah program yang diinisiasi oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Tujuannya, untuk meningkatkan kapasitas masyarakat lokal, dan mengembangkan komoditas unggulan berorientasi ekspor.

Peresmian pendampingan desa devisa gula aren dan jahe gajah, Kamis (24/8), dilakukan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, di gedung Karya Darma. Keberhasilan Desa Temon dan Desa Punjung masuk pendampingan desa devisa, diharapkan bisa menginspirasi desa-desa lain yang juga memiliki potensi unggulan dapat dikembangkan.

Proaktif

”Untuk pelaku usaha, jangan lelah mengikuti program-program dari pemerintah atau swasta, karena dari program tersebut pasti akan memberi manfaat,” pesan Mas Aji (panggilan akrab Bupati Pacitan).

Kata Bupati, Pemerintah Daerah, akan terus mendukung program-program bagi para pelaku usaha untuk berkembang lebih. Untuk itu, Bupati, minta dinas terkait menggali lagi potensi lain di Pacitan, yang berpeluang ekspor untuk dibina. Mas Aji juga minta para pelaku usaha untuk proaktif dan tidak banyak menunggu.

Kepala Divisi Jasa Konsultasi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, Sofyan Irianto Naibaho, menyatakan, penetapan Desa Devisa berdasar parameter kajian yang disusun oleh IPB. Aspek kajiannya, meliputi keunikan produk, potensi pasar, spesifikasi dan kualitas produk, proses produksi, kapabilitas finansial, potensi desa, manajemen bisnis dan infrastruktur.

Bentuk pendampingan desa devisa yang akan diberikan antara lain berupa penguatan kelembagaan, pelatihan teknis, akses pasar. Juga penyediaan sarana produksi, dalam rangka peningkatan kapasitas sehingga siap ekspor secara mandiri.
Bambang Pur