JEPARA (SUARA BARU. ID) – Polres Jepara bersama TNI, Pemerintah Daerah (Pemda), BPBD, relawan dan unsur terkait lainnya telah melaksanakan Apel Gelar Pasukan menghadapi dampak fenomena El Nino seperti kekeringan, Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) tahun 2023. Apel diselenggarakan di Lapangan Apel Mapolres Jepara.
Apel dipimpin langsung oleh Pejabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta bersama Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan dan Dandim 0719/Jepara Letkol Inf Mokhamad Husnur Rofiq.
Apel ini untuk memaatikan kesiapan peserta apel, dan diakhiri dengan pengecekan alat-alat ataupun sarana prasarana yang disiapkan masing-masing unsur terkait.
Pada apel tersebut Pejabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta mengatakan, bahwa mitigasi bencana kebakaran perlu ditingkatkan dengan memperkuat sinergi pentahelix (pemerintah, dunia usaha, akademisi, relawan ataupun masyarakat dan media).
“Dengan bersinergi, berkoordinasi dan bekerja bersama baik pra bencana, saat bencana dan pasca bencana upaya meminimalisir korban jiwa dan harta benda semakin optimal,” ujarnya.
Usai apel Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan menjelaskan kepada media bahwa melalu apel gelar pasukan satgas penanganan karhutla kali ini diharapkan bisa meningkatkan sensitifitas terhadap kerawanan bencana, terutama kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla sebagai dampak gangguan iklim El Nino yang juga mengganggu ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat.
AKBP Wahyu menyebut, musim kering dan fenomena El Nino sudah bisa dirasakan di Kabupaten Jepara dengan munculnya kondisi kekeringan lahan pertanian, dan kekurangan air bersih di beberapa desa seperti di Desa Clering dan Desa Sumber Rejo, Kecamatan Donorojo yang mana Polres Jepara telah melaksanakan baksos berupa penyaluran bantuan air bersih, Rabu (16/8/2023) lalu. Kemudian, pada hari Senin (19/6/2023) lalu, Polres Jepara juga telah menyalurkan air bersih ke Desa Kedung Malang, Kecamatan Kedung.
“Apel gelar pasukan satgas penanganan karhutla ini bagian dari tugas kesiapan kita, bagian daripada pencegahan sebelum kita action di lapangan. Ini penting karena jika sudah terjadi penanganan dampaknya akan memakan waktu lama,” ujar Wahyu Nugroho Setyawan
Hadepe