WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Tangis bayi itu makin menjadi-jadi, tak kunjung henti disertai gerakan meronta. Tentu saja, ini membuat ayah dan ibunya menjadi panik. Maka Selasa pagi (22/8), bergegas digendong ke Markas Pemadam Kebakaran (Damkar) Pemkab Wonogiri.
Pada anak usia Balita, bayi biasa mengalami Tantrum yang disebabkan oleh terbatasnya kemampuan bahasa anak dalam mengekspresikan perasaannya. Efeknya, anak meluapkan emosinya dengan cara meronta, berteriak, menangis dan menjerit sejadi-jadinya.
Kejadian itu, tentu saja mengejutkan bagi para personel Damkar yang menjalani piket di Markas. Apa hubungannya bayi nangis tak kunjung henti dibawa ke Markas Damkar ? Ternyata, untuk meminta pertolongan mencopotkan cincin emas yang melingkar di jari tangan bayi dan sulit dilepas.
Bayi itu bernama Violin berumur 1 tahun, anak dari Suranto warga Dusun Blumbang RT 2/RW IX Desa Wonoharjo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Cincin emas tersebut, tidak dapat dicopot (manjing), yang dampaknya memicu tangis berkepanjangan.
Tupoksi
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Damkar Pemkab Wonogiri, Joko Santosa, Selasa (22/8), menyatakan, menyikapi hal tersebut, Regu II Damkar Pimpinan Tri Budi Santosa, segera memberikan pertolongan. Yakni memotong cincin yang melekat di jari bayi.
Proses pemotongan cincin berlangsung 3 menit, dan Violin pun menjadi berhenti menangis. Orang tuanya pun (Suranto dan Ny Suranto), yang sejak awal panik berubah merasa lega dan dapat menebar senyum, serta menyampaikan ucapan terima kasih berkali-kali.
”Ini menjadi pemberian pertolongan Damkar melepas cincin yang ke-10 kalinya selama kurun waktu 8 bulan di Tahun 2023 ini,” kata Kepala UPTD Damkar Wonogiri sembari mengimbau, masyarakat sebaiknya agar tidak memasangkan cincin ke jari bayi.
Tupoksi (Tugas Pokok Fungsi) Damkar, tandas Joko Santosa, adalah memadamkan kebakaran. Tapi sering diminta tolong mencopotkan cincin yang melekat di jari, menangkap satwa liar (biawak dan ular) yang masuk ke perkampungan. Juga mengunduh lebah, yang keberadaan sarangnya mengancam keselamatan penduduk.
Bambang Pur