blank
Dua pesilat saat bertarung di arena Pencak Dor yang digelar oleh PC Pencak Silat Pagar Nusa Kudus. foto: Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Ratusan pendekar berbagai perguruan pencak silat dari sejumlah daerah di Pulau Jawa saling bersilaturahmi dengan adu jotos di arena Pencak Dor yang digelar oleh PC Pencak Silat Pagar Nusa Kabupaten Kudus, di lapangan Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Minggu (20/8). Arena ini merupakan ajang tanding bebas tanpa juara namun tetap menjunjung tinggi persahabatan dan persaudaraan.

Sahid harus meringis kesakitan saat bibirnya pecah akibat tendangan lawan harus mendapat perawatan dari tim medis. Namun demikian, senyumnya tetap mengembang tanpa sedikitpun perasaan gusar meskipun dia mendapatkan pukulan telak dari lawannya.

“Sakit, tapi sudah biasa. Sering seperti ini,”kata pesilat asal Kediri, Jawa Timur yang khusus menyempatkan diri untuk bersilaturahmi di ajang ini.

Ya, bibir pecah dan kepala memar hingga tangan terkilir adalah hal yang biasa ditemui di arena Pencak Dor. Betapa tidak, di arena ini para pesilat harus beradu fisik melalui pertarungan gaya bebas di arena ring seluas sekitar 5×8 meter persegi tersebut.

Tak ada aturan khusus bagi para petarung. Mereka bebas memukul, menendang bahkan membanting lawan. Tiga orang wasit yang memimpin pertandingan hanya bertugas memisahkan antar pesilat ketika salah satunya terjatuh atau sudah tidak mampu memberi perlawanan lagi.

Dalam pemilihan lawan pun tak ada aturan. Sebelum pertandingan dimulai, sejumlah pesilat yang bergerombol di sudut ring, saling menghampiri kumpulan pesilat di sudut ring lainnya. Mereka saling berebut jabat tangan dengan seseorang yang ingin diajak berduel.

blank
Seorang petarung Pencak Dor mengalami pecah bibir usai bertarung di atas ring. foto: Ali Bustomi

Setelah pasangan duel telah diperoleh, wasit kemudian mempersilahkan kedua pesilat langsung beradu fisik. Tak ada batasan waktu pertandingan. Sepasang lawan ini bisa bertarung sepuasnya hingga salah satu diantaranya menyerah atau wasit melihat pertandingan sudah tidak seimbang.

Tak hanya pendekar laki-laki, ajang Pencak Dor ini juga diikuti oleh peserta perempuan. Mereka juga tak canggung saling beradu jotos di arena tersebut bersama pendekar-pendekar laki-laki. Beberapa pendekar perempuan ini juga tak jarang mengalami luka memar atau lebam di wajahnya akibat pukulan dari lawan.

Yang menarik, tak nampak sedikitpun aroma kericuhan di arena ini. Meski sorak sorai penonton memanaskan situasi, namun dua kubu yang bertarung selalu berjabat tangan dan berpelukan usai pertandingan.

Tradisi Pesantren

Ketua PC Pencak Silat Pagar Nusa Kabupaten Kudus, KH Khusnul Khitam Qosim mengatakan arena Pencak Dor adalah ajang pertarungan pencak silat yang bukan mengedepankan prestasi, tapi lebih untuk melestarikan tradisi dan budaya yang dikenal di kalangan pendekar-pendekar Pagar Nusa yang tersebar di pesantren-pesantren.

Tradisi yang diawali dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri tersebut menjadi ajang silaturahmi serta memeperat persaudaraan antar pendekar yang ada.

“Jadi, pertandingan ini bukan pertandingan prestasi, tapi lebih ke melestarikan tradisi,”kata pria yang akrab disapa Gus Khusnul tersebut.

Gus Khusnul mengatakan, peserta yang ikut juga tak terbatas dari satu perguruan saja. Siapapun dan dari perguruan silat manapun dipersilahkan untuk menjajal mental dan kemampuannya di ajang ini.

“Slogannya di atas lawan di bawah kawan. Jadi, meski saling bertarung tapi selesai tetap harus menjaga persaudaraan,”tandasnya.

blank
Ketua PC Pencak Silat Pagar Nusa Kudus KH Khusnul Khitam Qosim. foto: Ali Bustomi

Selain itu, kata Gus Khusnul, arena Pencak Dor ini juga sangat bermanfaat untuk mengurangi kenakalan remaja khususnya tawuran yang selama ini banyak terjadi. Sebab, di arena mereka bisa melampiaskan energi yang ada di tubuh mereka untuk kemudian saling berpelukan usai turun dari arena.

Khusnul menambahkan, meski terlihat cukup ekstrem, namun pertandingan dalam Pencak Dor sangat aman. Meski petarung saling adu pukul dan tendangan tanpa pengaman badan, namun tidak ada akibat fatal yang terjadi.

Senada, Ketua Panitia, H Saiful Anas menegaskan ajang Pencak Dor tahun ini merupakan kegiatan yang kedua kalinya yang digelar PC Pagar Nusa Kudus setelah tahun 2020 silam. Pihaknya berharap arena Pencak Dor ini bisa digelar secara rutin setiap tahun sebagai sarana silaturahmi bagi para pendekar silat dari berbagai daerah.

“Semoga tahun depan bisa terselenggara lagi dengan jumlah peserta yang lebih banyak,”ungkapnya.

Ali Bustomi