KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Polres Kebumen bersama Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olah Raga (Disdikpora) menaruh perhatian pada kasus kenakalan remaja di daerah tersebut.
Kapolres Kebumen AKBP Burhanuddin secara khusus mengundang para guru bimbingan konseling (BK) SMK membahas penyelesaian masalah kenakalan remaja, Rabu (2/8).
Kapolres Kebumen mengungkapkan, pihaknya siap melakukan patroli serta penyuluhan bahaya kenakalan remaja ke sejumlah sekolah ataupun titik yang diindikasikan sebagai basecam para pelajar berkumpul.
Menurut Kapolres, kasus kenakalan remaja yang ditangani Polres Kebumen harus segera diselesaikan bersama. Mengingat, banyak kasus kenakalan yang mengarah ke tindak pidana seperti kasus tawuran hingga pengeroyokan.
Data di Polres Kebumen, banyak pemuda yang masih berstatus pelajar akhirnya harus menjalani proses hukum karena kenakalan remaja. Menurut AKBP Burhanuddin, di tahun 2023 Polres Kebumen menangani 5 kasus tawuran dengan total korban 10 pemuda.
Imbasnya, lanjut Kapolres, banyak pelajar dikeluarkan dari sekolah. Bahkan ada beberapa dari mereka tidak diterima oleh sekolah manapun akibat kenakalan remaja yang dilakukan.
Ini juga menjadi perhatian khusus Polres Kebumen agar persoalan kenakalan remaja tidak berkelanjutan.
“Banyak kasus tawuran yang kami tangani, terutama para pelajar setingkat SMK di Kebumen. Ini menjadi perhatian khusus kami semua,”jelas AKBP Burhanuddin di hadapan Kadisdikpora Kebumen Yanie Giat Setiawan serta para guru BK.
Menurut AKBP Burhanuddin, fenomena kenakalan remaja bukan hanya dilakukan pelajar asal Kebumen saja. Namun, banyak juga pelajar dari luar ikut gabung dengan pelajar di Kebumen lalu melakukan aksi kenakalan.
Sedangkan Kadisdikpora Kebumen Yanie Giat menyatakan, masalah ini harus diselesaikan sampai pada pangkal persoalan sehingga harus ada formula yang tepat mengatasi persoalan itu.
Menurut Yanie, guru BK setingkat SMK juga harus saling koordinasi dengan guru BK di tingkat SMP sebagai upaya dini.
“Perlu koordinasi antara guru BK SMK dengan guru BK SMP agar informasi tidak terputus. Siswa SMP sebagai input dan SMK sebagai output. Bahkan suatu ketika saya pernah melihat ada game tawuran anak sekolah,”ujar Yanie.
Pada pertemua di Mapolres tersebut, para guru BK di Kebumen sepakat akan melakukan koordinasi dengan Polres Kebumen berkaitan antisipasi kenakalan remaja.
Pihak sekolah juga akan menyerahkan sepenuhnya kasus kenakalan remaja jika kasus tersebut memenuhi unsur pidana sebagai efek jera bagi pelaku atau menjadi cermin bagi pelajar lainnya agar tidak menirum
Herlina, salah satu guru BK mengaku pernah menjumpai sebuah postingan di Instagram di mana para pelajar membawa senjata tajam. Postingan itu ia lihat melalui live Instagram.
“Setiap malam IG itu siaran langsung melakukan live ada yang membawa parang. Sangat meresahkan, terutama sasarannya adalah anak-anak kelas X. Mereka direkrut untuk menjadi kelompoknya,”ungkap Herlina.
Komper Wardopo