blank
Petinggi Bucu Musatakim, tim penulis dan panitia

JEPARA (SUARABARU. ID) – Pemerintah Desa Bucu, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara kini tengah menyusun buku Sejarah Desa. Harapannya buku tersebut bisa menjadi media untukmembangun kesadaran masyarakat guyub rukun membangun desa.

Hal tersebut diungkapkan oleh Petinggi Desa Bucu Mustaqim saat memimpin pertemuan narasumber dan tim penulis buku di obyek wisata Songgolangit, Rabu (5/7-2023). Tim Penulis terdiri dari Hadi Priyanto dan Ulil Abshor

Pertemuan tersebut diikuti sekitar 40 tokoh desa, mulai mantan Petinggi Sugiyono, para ketua RT /RW, sesepuh desa hingga Karang Taruna.

blank
Pertemuan penyusunan buku Sejarah Desa Bucu

Menurut Petinggi Mustaqim, buku sejarah desa sangat diperlukan bagi generasi muda untuk dapat belajar dari kearifan dan keteladanan para tokoh desa sejak awal pendirian desa.

“Juga spirit dan ke gotong royongan yang luar biasa hingga bisa mengantarkan desa Bucu hingga sampai kondisi sekarang, ” tutur Mustaqim.

Hal lain, sejarah dan kearifan budaya juga menjadi bagian penting dalam pembentukan karakter masyarakat, utamanya anak dan generasi muda,” terangnya. Harapan kami dari mengetahui sejarah desa akan muncul kebanggaan dan rasa cinta masyarakat kepada desanya.

blank
Petinggi Desa Bucu Mustakim dan penulis saat melihat tim pengumpul informasi

Sementara Sugiyono mantan petinggi tahun 1987 – 2007 mengungkapkan dukungannya terhadap penulisan buku sejarah desa. Harapannya buku ini bisa menuliskan sejarah desa secara secara lengkap dan mendalam.

Ketua BPD Bucu, Edi Waluyo yang juga ketua panita penerrbiatan buku berharap semua tim bersedia mencurahkan waktu dan pikirannya untuk bersama sama menyelesaikan buku sejarah desa Bucu

Sementara Hadi Priyanto menyampaikan, karena tidak banyak sumber primer, utamanya pada awal – awal pemerintahan hingga masa kemerdekaan, maka pengumpulan data dari para tokoh sangat diperlukan.”Buku ini memang tidak bisa hanya berisi sejarah tentang desa, tetapi juga mitos dan legenda yang menyertainya. Sebab itu bagian dari budaya dan kearifan lokal,” terangnya.

Hadepe – ua