blank

JEPARA(SUARABARU.ID) – Muhammadiyah Jepara dan organisasi dibawahnya, diminta terus membantu pemerintah daerah dalam menyelesaikan isu-isu strategis baik pada tingkat daerah, wilayah dan bahkan hingga tingkat desa.
Permintaan itu disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko di depan peserta Musyawarah Daerah (Musda) Muhammadiyah dan Aisyiyah Kabupaten Jepara, yang berlangsung di Kompleks Perguruan Muhammadiyah Mayong, Minggu (14/5/2023). Dia membuka kegiatan tersebut mewakili Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta. Musda dihadiri pengurus wilayah Muhammadiyah dan Aisyiyah Provinsi Jawa Tengah, Ferwakilan Forkopimda Kabupaten Jepara, pelaksana Tugas Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Jepara Ary Bahtiar, sejumlah anggota DPRD, hingga pengurus berbagai ormas keagamaan tingkat kabupaten.
blank
“Kita perlu menyelesaikan beberapa isu strategis nasional dan daerah, di antaranya stunting, anak tidak sekolah (ATS), dan kemiskinan ekstrem,” kata Edy Sujatmiko.
Permintaan itu disampaikan Sekda sebagai pengakuan besarnya peran organisasi keagamaan dan kemasyarakatan dalam pembangunan.
“Muhammadiyah, NU, dan berbagai ormas banyak membantu pemerintah membangun masyarakat. Terima kasih,” tambahnya.
Secara khusus dia menyampaikan apresiasi atas peran Muhammadiyah bagi Kabupaten Jepara.
“PKU Muhammadiyah Mayong ini, misalnya, berani menjadi yang pertama merawat jenazah Covid-19. Lalu diikuti rumah sakit lain. Dalam banyak hal, darma bakti Muhammadiyah kepada masyarakat dan pemerintah daerah luar biasa,” kata Edy Sujatmiko.
blank
Sedangkan menyongsong Pemilu 2024, Muhammadiyah di Jepara diminta menjadi salah satu penolak politik identitas.
“Pilihlah kader bangsa yang baik. Jangan karena uang, tetapi kelakuan, karakternya,” tandas Edy Sujatmiko.
Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah periode Muktamar 47 K.H. Fachrurrozi dalam pidato iftitahnya mengatakan, selama 111 tahun perjalanan sejak Muhammadiyah berdiri, eksistensi Muhammadiyah di Jepara sudah mencapai 70 tahun.
blank
“Tahun 1953, saat pertama Muhammadiyah Jepara menggelar salat Idulfitri di lapangan, baru diikuti 30 orang. Lokasinya saat ini menjadi gedung Pramuka,” katanya.
Kini, dari 196 desa dan kelurahan di Jepara, kata Fachrurrozi, sudah terbentuk 97 pengurus ranting. Muhammadiyah di Jepara juga memiliki 86 masjid dan 56 musala, serta 2 rumah sakit.
“Kami juga berkontribusi pada penyerapan tenaga kerja. Di PKU Muhammadiyah Mayong ini saja, jumlah tenaga kerjanya 400 orang,” terang Fachrurrozi.
Perwakilan Pengurus Wilayah Muhammadiyah Provinsi Jawa Tengah, Jumari Al Ngluwari, dalam tausiyahnya menyebut, dia mengutip pernyataan K.H. Hasyim Muzadi.
blank
“NU dan Muhammadiyah itu ibarat sepasang sandal. Harmonis dipakai dua-duanya,” kata dia.
Dia berpesan, sejarah perjalanan Muhammadiyah di Jepara segera ditulis agar bisa dipelajari generasi yang akan datang.
Sementara perwakilan Pengurus Wilayah Aisyiyah Jawa Tengah, Siti Kasiati, berpesan pentingnya menempatkan isu ketahanan keluarga dalam program kerja Aisyiyah.
Sedangkan Steering Comitte H. Rohmat mengatakan, peserta musda tak kurang 400 orang utusan pimpinan ranting, cabang, hingga organisasi otonom Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Kabupaten Jepara serta Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah Kabupaten Jepara. (Bakopi/S)